Pdm. Hiruniko R. Siregar
Matius 25:16-23
Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. (Matius 25:16-17)
Hamba pertama dan kedua memiliki kisah-kisah yang serupa dan cenderung ditulis dalam kalimat-kalimat yang bisa dikatakan persis sama. Kedua hamba ini dipercayakan 5 dan 2 talenta. Setelah mendapatkan kepercayaan 5 talenta, hamba pertama segera pergi untuk menunjukkan bahwa hamba yang pertama itu mengerti apa yang diinginkan oleh tuannya. Ia pergi segera untuk menjalakan uang tersebut. Kata “menjalankan” dalam bahasa aslinya adalah ergazomai yang sebenarnya lebih tepat diterjemahkan “bekerja/ mengerjakan.”. Narasi perumpamaan ini tidak mengatakan berapa lama hamba ini mengerjakan talenta yang diberikan kepadanya itu namun yang jelas pada waktu tertentu, talenta yang tadinya 5 telah berlaba dan menghasilkan 5 talenta lagi sehingga jumlah harta yang ada di tangan hamba pertama menjadi 10 talenta.
Hamba kedua melakukan hal yang persis sama dengan hamba pertama. Jadi ia juga langsung pergi dan mengerjakan 2 talenta yang dipercayakan kepadanya. Hasil yang diterima oleh hamba yang kedua juga sama dengan hamba yang pertama, ketika ia mengerjakan talenta yang dipercayakan kepadanya ia mendapatkan laba 2 talenta dan jumlah harta yang ada di tangannya sekarang adalah 4 talenta. Kontras dengan hamba pertama dan kedua, hamba ketiga ini tidak pergi menjalankan 1 talenta yang dipercayakan kepadanya. Sebaliknya ia pergi menggali lobang dan menyimpan yang itu di sana sehingga talenta itu tidak berlaba, jumlahnya tetap sama.
Pada waktu tuan mereka datang kembali, ia membuat perhitungan dengan hamba-hambanya. Hamba pertama dan kedua menghadap dengan membawa talenta yang dipercayakan kepada mereka beserta dengan labanya. Apa respon tuan mereka? Dari seluruh kalimat yang diucapkan oleh tuan tersebut klausa terpenting yang memberikan pesan kunci tentang apa yang telah dikerjakan oleh hamba-hamba tersebut adalah “hamba yang baik dan setia.” Kata “baik dan setia” tidak bisa dipisahkan karena kedua kata tersebut mempunyai pesan yang sama. Baik yang dimaksud adalah karena mereka setia kepada perkara yang dipercayakan kepada mereka. Tuan tersebut mengatakan bahwa perkara itu adalah perkara kecil karena ia akan mempercayakan mereka perkara yang besar. Sikap setia pada perkara kecil adalah sikap yang baik. Kesetiaan dan kebaikan mereka mendapatkan buah yang lain yaitu kepercayaan untuk perkara-perkara besar. Baik hamba pertama dan hamba kedua mendapatkan kepercayaan perkara besar yang sama.
Sejumlah talenta yang dipercayakan ini bukanlah berbicara mengenai uang atau harta semata melainkan tentang kesetiaan dalam pelayanan hamba-hamba tersebut kepada tuan mereka. Dan karena jumlah talenta yang diberikan berbeda-beda satu dengan yang lainnya maka talenta tidak berbicara tentang Injil atau secara sempit personal gift. Pesan perumpamaan secara keseluruhan adalah BERBUAH dan BERTANGGUNG JAWAB atas semua yang Tuhan percayakan baik itu waktu, kemampuan, uang, tugas, tanggung jawab, dsb. Semuanya itu Allah berikan supaya orang-orang percaya menggunakannya sebaik mungkin bagi kemuliaan Allah.
Orang yang baik adalah yang setia dan bertanggung jawab terhadap perkara yang Tuhan beri.
Pertanyaan:
- Dalam pembacaan ini, apa yang dimaksud dengan hamba yang baik menurut firman Tuhan?
- Apa saja yang dimaksud dengan talenta dalam pembacana ini?