Departemen Pelayanan Masyarakat Gereja Betehel Indonesia memiliki dua Biro, antara lain:

A. Biro Pelayanan Masyarakat GBI Sebelumnya adalah Biro Pelayanan Sosial

Biro ini diketuai oleh Pdt. Didimus Fingkreuw, M.Th dan membawahi bidang OTA (Orang Tua Asuh), Musibah dan bencana (Tagana Unsur Rajawali), dan juga Persekutuan Dokter GBI masing-masing bidang memiliki tugas dan pekerjaan yang langsung berkenaan dengan masyarakat luas, khususnya masyarakat yang tergabung dalam jemaat GBI.

    1. OTA (Orang Tua Asuh)
      OTA telah menjadi berkat bagi masyarakat luas yang tidak mampu membayar biaya pendidikan, OTA lahir dari Divisi Sosial dibawah kepemimpinan Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo, gembala jemaat dari GBI Gatot Subroto yang kala itu menjabat sebagai ketua Departemen Pelmas GBI, yang kemudian dikelola langsung oleh GBI Gatot Subroto. Pada tahun 2004, OTA dikembalikan kepada BPH GBI dibawah Departemen Pelmas dan pengelolaannya langsung oleh BPH GBI. Sampai saat ini OTA telah memberi bantuan kepada 1.410 anak-anak kurang mampu untuk menempuh pendidikan dan OTA juga membutuhkan peran dan dana dari seluruh Jemaat GBI.
    2. TAGANA Unsur Rajawali
      TAGANA (Taruna Siaga Bencana) adalah suatu wadah berhimpun personal terlatih penanggulangan bencana berbasis masyarakat di bawah pembinaan Kementrian Sosial Republik Indonesia Dirjen Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, sedangkan Rajawali Be Voulenteers adalah unsur dari Tagana yang beranggotakan relawan Kristiani. Berdiri sejak tahun 2010, Tagana Rajawali Be Voulenteers (RBVI) hadir untuk menjadi berkat bagi bangsa dan terbuka untuk semua pihak yang ingin mengambil bagian dalam penanggulangan bencana. Sejak tahun 2015 Departemen Pelayanan Masyarakat GBI membuat Yayasan Relawan Rajawali Indonesia untuk memudahkan kerjasama kepada Pemerintah, LSM dan instansi lainnya melalui Yayasan RRI. Dan Tagana Rajawali Be Volunteers menjadi Tagana RRI.
      Tagana Rajawali Be Voulenteers juga telah ada hampir disemua BPD-BPD GBI dan sebagai Koordinator Nasionalnya adalah Drg. Kristina Hutagaol, MARS sedangkan untuk Koordinator Lapangannya Melky Siletty.
    3. Persekutuan Dokter Gereja Bethel Indonesia (PDGBI)
      Persekutuan Dokter GBI ini lahir dari kerinduan Pdt. dr. Deddy Goandys (Ketua PDGBI) melihat banyak profesi dokter dari jemaat GBI dan banyaknya gereja lokal yang membuka pelayanan kesehatan. Pada tahun 2009 PDGBI resmi dibawah Departemen Pelmas. Tujuan dari PDGBI ini untuk menghimpun dokter-dokter yang berjemaat di GBI untuk dapat melayani Kesehatan kepada masyarakat, dengan Mottonya “Kami melayani dengan kasih” PDGBI telah berperan dalam pelayanan kesehatan di Aceh, NTT dan wilayah-wilayah lainnya. Menjadi tabib bagi mereka yang terikat adalah Visi dari PDGBI dengan program utamanya adalah penanganan gizi buruk dan seminar serta pelatihan kesehatan. Saat ini PDGBI sudah memiliki Mobil Klinik untuk masyarakat, tujuan mobil klinik ini untuk masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis, saat ini masih menjangkau di wilayah Jabodetabek.

B. Biro Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Program ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi gembala, jemaat dan masyarakat. Adapun Proyek percontohan pertanian, peternakan dan perikanan, Pondok Iman Jonggol adalah program utama untuk pengembangannya.

Saat ini melalui Biro Pengembangan Ekomomi Masyarakat, Departemen Pelayanan Masyarakat telah menjadikan Soe menjadi proyek percontohan dengan menanam Sorgum. Dari proyek ini pendeta dan jemaat serta masyarakat sekitar akan diberdayakan sehingga mereka memiliki pendapatan yang baik. Selain itu gereja juga dapat berternak, dengan demikian gereja tidak hanya tergantung dari perpuluhan jemaat, tetapi bisa menyejahterakan masyarakat dengan sistem bagi hasil. Namun, sebelumnya Departemen Pelmas akan mengadakan seminar untuk mengubah pola pikir dan pentingnya integritas.