Pdm. Hiruniko Ruben Siregar, M.Th
2 Korintus 5:11-21
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Korintus 5:17)
Sebagian besar atau mungkin semua jemaat Gereja Tuhan sudah menjadi orang percaya sejak lahir, walaupun indikator percaya juga sulit untuk ditetapkan. Namun setidaknya sejak kecil, sudah beribadah atau bergereja. Ketika seseorang menjadi Kristen, yaitu seorang Kristen yang sejati, Kristus berdiam di dalam hatinya melalui iman percayanya. Sesungguhnya, kondisi ini, yaitu ketika Kristus berdiam di dalam hati seseorang, ia menjadi ciptaan yang baru.
Perubahan menjadi ciptaan baru terjadi bukan hanya pada yang kelihatan di luar saja, namun sesungguhnya pada keadaan dirinya, bahkan pada hakekat dirinya. Sebelumnya ia adalah anak Hantu, sekarang anak Tuhan. Sebelumnya ia adalah calon penghuni neraka, sekarang calon penghuni sorga. Sebelumnya ia adalah agen Kerajaan Iblis sekarang agen Kerajaan Sorga. Perubahan hakekat ini berlaku pada seluruh wilayah/area atau aspek kehidupannya. Tidak boleh ada dualitas, sehingga seakan-akan di aspek atau area tertentu milik Tuhan, area atau aspek lain milik diri sendiri, bahkan milik Setan. Sebagai contoh, kakinya milik Tuhan karena suka pergi ke Gereja, tetapi mulutnya miliki Setan karena suka mengucapkan kata-kata yang tidak tepat.
Dahulu ia hamba dosa,dan pekerjaannya adalah kematian; sekarang ia dibebaskan dari dosa, dan buahnya adalah kekudusan, dan kehidupan kekal. Dahulu ia penuh dengan kesombongan dan angkara murka (amarah), sekarang ia lemah lembut dan rendah hati. Ia sebelumnya menjadi bagian dunia ini dan hidup hanya untuk dunia ini, sekarang Allah menjadi bagiannya dan ia tidak melihat yang kelihatan, tetapi melihat yang kekal. Dengan demikian yang lama sudah berlalu.
Ia menjadi ciptaan yang baru. Atau dengan kata lain, ia dicipta ulang. Sebelumnya ia berada dalam kekacau-balauan, sekarang ia menjadi ciptaan yang baru. Ini mengacu kepada penciptaan (Kejadian. 1:1) di mana Allah menciptakan segala sesuatu dari kekacauan (tohu wa vohu = kacau-balau dan kosong). Paulus memahami hal ini ketika ia mengatakan: “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah (Yun.: skubalon: ampas makanan yang diberikan kepada anjing), supaya aku memperoleh Kristus” Flp. 3:7.
Di manakah posisi kita sekarang? Paulus mengatakan demikian: “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku” Flp.3:13. Bila kita sudah menjadi orang percaya dan hidup dalam kebenaran, lupakan semua hal yang baik yang telah kita lakukan dan capai, lupakan semua itu dan arahkan pada apa yang ada di depan, dengan satu tujuan yaitu berlari meraih panggilan sorgawi. Bila kita sudah menjadi orang percaya, namun masih hidup dalam dosa, pelanggaran dan kejahatan, mari bertobat, minta ampun kepada Tuhan, jadikan semua itu masa lalu dan lupakan semuanya. Dan tetap sama arahkan pandangan pada apa yang ada di depan. Apa yang ada di depan adalah Allah dan kerajaanNya yang kekal. Kehidupan Anda akan berpusat kepada hal tersebut.
Perubahan menjadi ciptaan baru terjadi bukan hanya pada yang kelihatan di luar saja, namun sesungguhnya pada hakekat dirinya.
Bahan pendalaman:
- Apa yang dimaksud dengan ciptaan baru?
- Perubahan apa sajakah yang terjadi ketika kita menjadi ciptaan baru?