“Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” (Lukas 12:15)
Pesta Akhir Tahun akan diadakan beberapa hari lagi, dan dalam pesta ini, setiap yang datang diharuskan mempertunjukkan “bakat rahasianya”, bakat yang selama ini tidak orang lain ketahui. Tapi bukan Suneo namanya, kalau tidak mengumbar kehebatan yang akan ia pamerkan nanti. Walaupun katanya harus dirahasiakan sampai saat pesta itu tiba. Suneo sesumbar dapat memutar mangkok di atas sumpit panjang hanya dengan kakinya.
Nobita yang sudah mencoba merangkai gelang karet, tak berhasil membuat bentuk menarik. Singkatnya, Nobita tidak punya “bakat rahasia” untuk ditampilkan. Dan menangis di hadapan Doraemon adalah solusi terakhir Nobita. Bukan Doraemon namanya kalau tidak membantu kesusahan yang Nobita alami. Dikeluarkanlah “ubi ajaib” dari kantong ajaibnya. “Doraemon, kenapa kamu malah memberi aku ubi??… Akukan sedang kebingungan mencari bakat tersembunyi ku?!?!”…|”Kamu selalu mengeluh setiap kali aku berusaha menolongmu!!! Ini ubi ajaib. Kalau kamu memakan ubi ini, lalu mulut kamu ditutup dengan selotip, kamu akan bisa menyanyi bahkan dengan suara yang terdengar merdu…”
Dan bukan Nobita namanya kalau tidak bertindak ceroboh. Pestapun dimulai. Setelah Suneo mendapat tepukan tangan, giliran Nobita. Teman-teman meragukan bakat Nobita. Dengan ijin pergi ke toilet, Nobita menghabiskan sekantong besar “ubi ajaib”. Mulutnyapun telah dikunci. Dan mulailah Nobita mengeluarkan suara merdu diiringi sorak teman-teman yang terpukau. Namun… selang beberapa detik, teman-teman berhenti bersorak kagum, karena mereka semua pingsan setelah memaki. NAHH, Nobita tidak hanya mengeluarkan melodi merdu. Tetapi, ubi yang terlalu banyak dimakannya,menghasilkan gas perut yang tak terkira baunya. Yaaa, keserakahan Nobita tidak mendatangkan kebaikan baginya dan temannya .
Begitulah, keserakahan tidak pernah mendatangkan kebaikan. Bangsa Israel yang mengambil manna terlalu banyak, hanya mendapat makanan basi. Kekayaan yang kita dapatkan dengan ketamakan, tidak akan mampu menopang hidup kita. Bagaimana kita dapat menjadi pribadi yang mudah menebar kebaikan, kalau untuk diri sendiri saja kita selalu merasa kurang?? [AH]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1: Bacalah Lukas 3:14 dan Ibrani 13:5!! Bentuk katamakan dan keserakahan apa yang ternyata masih berdiam dalam diri kita?? Sudahkan kasih Kristus dalam kita mampu menggeser itu semua??
P2: Usaha apa yang akan saya upayakan untuk menyingkirkan ketamakan dan keserakahan??
Bilangan 14-15