You are currently viewing BANYAK=HARAM, SEDIKIT=HALAL
  • Post category:Artikel

“Selagi daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN terhadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat besar. Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan orang-orang yang bernafsu rakus.” (Bilangan 11:33-34)

Dalam beberapa kali kesempatan, Om Julius Ishak menyampaikan kebiasaan pribadinya tentang makanan. Untuk menjaga kesehatan fisik, ia mengungkapkan bahwa kita harus menjaga asupan makanan ke dalam tubuh. Ada makanan “halal” dan “haram”, bukan diukur dari jenisnya, namun dari sedikit- banyak yang dikonsumsinya. “Sedikit sih halal, haram kalau kebanyakan,” begitu paparnya.

Sepenggal kisah perjalanan bangsa Israel di Kibrot-Taawa pada nas di atas, memberi pelajaran berharga. Bahwa berkat berupa makanan yang disediakan Tuhan, telah disalahgunakan sedemikian rupa oleh Israel. Bukannya bersyukur dengan apa yang mereka terima, mereka malah menimbun demi memenuhi nafsu makan yang membara. Alih-alih mendapat kekenyangan dan kepuasan menikmati burung puyuh, mereka justru mendapat tulah mematikan.

Siapa yang tidak ngiler dengan makanan enak, apalagi kalau itu adalah makanan kesukaan? Tidak cukup satu, biasanya orang tergoda untuk memakannya berlebih dan masih membungkusnya untuk dibawa pulang. Makanan bisa membutakan seseorang tentang kesehatan fisik seseorang. Alasan kapan lagi dan besok belum tentu ada, menjadi senjata pegangan untuk mendasari pelampiasan. Waktu kita mengamati lebih teliti, kita menemukan bagaimana makanan telah menjadi faktor ‘pembunuh’ manusia. Yang bisa makan namun tidak hati-hati dan dibelit kerakusan, lambat laun dirasuk penyakit sebagai akibat ketidakmampuan mengontrol asupan makanan. Jika nafsu makan telah sedemikian menguasai, ingatlah Kibrot-Taawa, kuburan orang-orang rakus itu. Nikmatilah secukupnya dengan syukur sembari mengingat orang-orang lain yang membutuhkan. [JP]

Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)

P1: Apa yang membangkitkan murka TUHAN dalam perikop bacaan di atas?

P2: Bagaimana Anda mengatur pola makanan agar hidup tetap sehat?

Bacaan : 1 Raja-Raja 5-7