“Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh.” (Yesaya 38:16)
Ahh, masalah segitu aja sihh enteng buat gue… | Masa’ sihh segitu aje elu ngga’ bisa beli… | Gimana sihh Bro, anak udh gèdhé gitu belom juga di sekolahin, paling berapa sihh biaya masuk TK… Gimana, udah rutin persembahan persepuluhan blom?? Liat nihh saya, dengan rajin mengembalikan Persepuluhan, saya jadi selalu hidup dalam kelimpahan… |Makanya beriman dong, kalo beriman sihh yakin aja, pasti Tuhan sembuhkan, percaya saya dehh…
Aaaakkkhhhhh… saya sudah tidak kuat lagi menanggung semua ini!!!…
|Besok apa saya masih bisa ngasi makan anak isteri saya… |Yahhh, kalo segitu, mana ada duit nya, tunda dulu aja dehh… Sabar ya Nak, kamu sekolahnya taon depan lagi aja ya?!!… |Udah dibawa ke dokter di Puskesmas masi belom ada perubahan, mau dibawa Rumah Sakit, kita biaya dari mana??… |
Begitulah, kita tidak pernah mengetahui “badai kehidupan” yang menerpa masing-masing orang. Dan hal itu membuat yang sedang mengalaminya, merasa seakan dirinya hidup sendirian di dunia ini. Bercerita ke pasangan hidup, takut justru membebani pikiran dan perasaan. Sementara yang sedang tidak merasakannya, hanya akan memberikan nasihat kosong menyakitkan, semisal untuk ber-syukur pada apapun yang terjadi. Padahal, si pemberi nasehat, tidaklah memahami betapa beratnya apa yang sedang dirasakan. Lalu, gimana donk??…
Ya begitulah, banyak krisis kehidupan, yang sudah seberat kondisi “Unit Gawat Darurat”, na-mun itu seakan hanya menjadi “UGD” lain: “Urusan Gue Dhéwék”. Karena seakan, hanya dia yang mengalaminya-lah yang harus menanggung semua nya seorang diri. “Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh.” (Yesaya 38:16). Ingatlah, Tuhan kita bukanlah sebuah solusi terakhir, DIA bukanlah kawan terakhir. Sejatinya, DIA adalah segalanya. Yang sejak awal haruslah kita sertakan da-lam setiap langkah kaki kita. Walau kenyataannya, kita seringkali melupakan keberadaan dan kuasa NYA. Namun, ketika hidup kita telah memasukki babak “UGD”. DIA akan selalu ada 24 jam non-stop. Dan kalau DIA belum kunjung menjawab, itu hanya karena DIA ingin kita lebih lama bergantung pada NYA, saja, bukan kepada yang lain. [AH]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1 : Sudahkah saya bergantung pada TUHAN sepenuhnya??
P2 : Mulai sekarang, saya mau terus bergantung pada TUHAN, sepenuhnya bukan seperlunya!!
Bacaan : 2 Raja-Raja 4-6