“ Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahmu!” (2 Tawarikh 15:7)
Cerita tentang Kolonel Sanders sering dipakai untuk memotivasi orang. Saya sentil sedikit tentang kegagalannya. 1952 ia menjual semua propertinya untuk berkeliling menawarkan resep ayamnya. Sayangnya, lebih dari 1.000 restoran menolak resep yang ditawarkannya, tetapi dia tidak menyerah begitu saja. Terus berkeliling sampai tiba di restoran yang ke 1.008 yang mau membeli resepnya. Cerita selanjutnya kita semua tahu, dan bisa jadi saat ini kita sedang menikmati hasil perjuangannya. Lalu siapa teh Wiwin?
Teh Wiwin bukan tukang goreng ayamnya Kolonel Sanders apalagi sekretarisnya, dia hanya penjual lotek dan rujak di kompleks perumahan. Lalu apa hubungannya dengan Kakek berjanggut putih yang sosoknya begitu mendunia itu? Enggak ada hubungan apa – apa, mereka hanya sama – sama berjuang dari kegagalannya. Sebelum loteknya laris manis seperti sekarang, beberapa kali harus membuang dagangannya karna enggak ada yang beli. Bolak balik mencoba rasa yang pas tapi itupun belum bisa menarik pembeli. Jatuh bangun sampai mau ganti jualan lain, tapi di saat itulah ada pembeli yang memesan 10 bungkus, pemicu yang membuatnya kembali bersemangat. Sekarang tidak pernah ada sisa untuk dagangannya.
Mereka,saya, kamu, kita, kalian, punya cerita kegagalan di bidangnya masing – masing. Artinya kegagalan itu milik semua orang, bukan aib yang harus ditutupi, disesalkan,atau membuat rendah diri. Tuhan tidak pernah merancangkan kegagalan untuk anak – anakNya tapi Dia juga tidak butuh anak – anakNya yang sempurna. Dan, ini yang hebat – Tuhan tahu disatu musim kehidupan anak – anaknya akan bertemu dengan kegagalan dan Ia menyediakan hidupNya untuk membalut luka hati anak – anakNya akibat dari kegagalan itu. 2 Tawarikh 15 : 7, Mazmur 147 : 3, Yeremia 17 : 14, Mazmur 121 : 1-3, dan masih banyak ayat lagi yang menjadi jaminan bahwa Ia tempat yang tepat untuk didatangi ketika kita terpuruk menghadapi kegagalan. Tidak usah banyak dalih untuk dijadikan alibi, cukup hanya datang padaNya, mengakui kegagalan itu, tetap percaya bahwa hanya Dialah yang bisa memberi jalan keluar, dan mulai sertakan Tuhan disetiap langkah kehidupan kita, sekecil apapun itu. [WER]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1 : kegagalan mungkin cara Tuhan untuk bisa berbagi dengan orang yang mengalami hal yang sama
P2 : Gagal sekarang bukan berarti kehidupan berhenti, contohnya Daud.
Bacaan : 2 Raja-Raja 11-14