“Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus.” (Kisah Para Rasul 9:27)
Ronny Pattinasarani, adalah legenda sepakbola di Indonesia. Sewaktu berkarier Ronny banyak menorah prestasi. Sebagai pemain, prestasi terbaiknya ketika memenangi piala Soeharto pada tahun 1974. Ronny juga sempat mendapatkan pemain terbaik dua tahun beruntun pada tahun 1979-1980, dan mendapatkan mendali perak SEA Games pada tahun 1979 dan 1981.
Setelah pensiun sebagai pemain Ronny meneruskan kariernya di sepakbola sebagai pelatih. Prestasi terbaik yang pernah ditorehkan Ronny adalah ketika menangani Petrokimia Putra, ia membawa Petrokimia meraih Juara Surya Cup, Petro Cup, dan runner-up Tugu Muda Cup. Tetapi kariernya sebagai pelatih harus terhenti karena masalah keluarga.
Ronny menemukan dua orang anaknya, yaitu Beny dan Yerry, menjadi pecandu narkoba. Karena sering sakau, dan berulang kali masuk rehab, Ronny memutuskan untuk hadir di rumah mendampingi kedua anaknya untuk lepas dari Narkoba. Sungguh pengorbanan yang luar biasa, meninggalkan kariernya yang cemerlang demi anaknya yang menjadi pecandu. Tetapi pengorbanan Ronny membuahkan hasil yang luar biasa.
Hari ini, Yerry, anaknya menjadi seorang hamba Tuhan dan terjun langsung untuk membimbing atau mementor anak-anak muda yang menjadi pecandu narkoba. Yerry menyatakan bahwa, penerimaan ayahnya, yang menerima dia dalam kondisi terpuruk, tanpa penghakiman, dan juga ketulusannya, yang membuatnya juga melihat kasih Tuhan dalam hidupnya. Sebelum melakukan pemuridan kita harus siap menerima orang yang akan dimuridkan apapun kondisinya atau masa lalunya. Karena dengan penerimaan orang akan dapat merasakan kasih Kristus. Seperti Barnabas yang berani menerima Saulus, orang yang telah membunuh dan membenci pengikut Kristus. Tetapi Barnabas dapat melihat bahwa Saulus telah bertobat, dan Barnabas menerima Saulus dengan kasih, dan memuridkan Saulus, serta menjadikannya rekan kerja dalam pelayanan. Tanpa hadirnya seorang Barnabas, Saulus yang berubah nama menjadi Paulus, mungkin tidak akan menulis banyak surat-surat penggembalaan yang dapat kita baca dalam kitab Perjanjian Baru. [CH]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1: Pernahkah anda ragu menerima seseorang untuk menjadi murid karena masa lalunya?
P2: Bagaimana anda dapat fokus untuk memuridkan seseorang agar bertumbuh secara rohani dan tidak fokus pada masa lalunya?
Bacaan : 2 Tawarikh 10-13