“Sebab kamu tahu, ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan”. (Yakobus 1:3Z BNH)
Lirik lagu yang fenomenal berjudul “It is Well with My Soul” ditulis oleh Horatio Spafford (1828-1888) setelah dia mengalami rentetan peristiwa yang traumatis. Spafford adalah seorang pengusaha dan pengacara sukses, kaya raya, direktur seminari teologi prebiterian, hidup bahagia dengan satu istri bernama Anna dan lima orang anak. Tahun 1870 putra satu satunya meninggal karena demam berdarah dalam usia 4 tahun. Satu tahun kemudian seluruh property dimana dia berbisnis real estate habis oleh api dalam peristiwa kebakaran besar selama 3 hari, yang dikenal dengan Great Chicago Fire. Peristiwa itu sangat mengguncang jiwa Anna selama berbulan-bulan, hingga pada Nopember 1873 Spafford merencanakan perjalanan keluarga dirangkaikan dengan menghadiri seminar D.L. Moody di Eropa. Ketika mereka akan berangkat, tiba-tiba Spafford harus mengurus bisnis yang tidak bisa ia tinggalkan. Spafford terpaksa merelakan istri dan keempat anak perempuannya berlayar lebih dulu, serta berjanji akan menyusul segera setelah urusannya selesai.
Hal yang tak terduga kemudian terjadi karena kapal yang ditumpangi keluarganya harus tenggelam hingga ke dasar laut dalam waktu 12 menit setelah bertabrakan dengan kapal cepat Skotlandia. Peristiwa itu menelan korban 226 jiwa termasuk keempat anak perempuan Spafford. Anna dan 77 lainnya selamat. Beberapa hari setelah kapal penolong mendarat, Anna segera mengirimkan telegram kepada suaminya dengan dua kata “Saved alone” (selamat sendirian). Dalam pelayaran Spafford menjemput sang istri ia menatap ke laut yang merenggut keempat buah cintanya, sambil tetap memuji Tuhan, dan menulis isi hatinya menjadi sebuah lagu yang membangkitkan iman hingga saat ini. Beriman kepada Kristus bukanlah tentang hidup nyaman dan bahagia di dunia. Apapun boleh terjadi atas hidup kita, karir boleh hancur, kekayaan boleh lenyap, kesehatan boleh drop, keuangan boleh seret, keluarga boleh meninggalkan kita, kekuatanmu hilang lenyap. Tapi semua itu tidak berarti Tuhan meninggalkanmu sendirian. Tuhan lebih perduli dengan jiwa Anda dari pada apapun yang bisa Anda nikmati di dunia ini. Ketabahan hati adalah ketika kita mampu merespon dengan tepat setiap masalah sesuai Firman Tuhan. [MM]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1: Apakah tujuannya Tuhan menguji iman orang percaya? Apakah itu berarti Tuhan tidak tahu?
P2: Apakah Anda sedang mengalami imanmu diuji hari-hari ini? Bagaimana respon Anda?
Bacaan: 2 Tawarikh 26-29