“Allahku, Gunung Batuku, tempat aku berlindung, Perisaiku, Tanduk Keselamatanku, Kota Bentengku, tempat pelarianku, Juru Selamatku; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan.” (2 Samuel 22:3)
Ayahku tidak menganggap ku, ia lebih menyayangi dan mengunggulkan Kakak-Kakakku. Pemimpinku meremehkan kemampuanku berperang melawan musuh besarku. Isteriku menghinaku di depan umum saat aku menari kegirangan. Anak sulungku mengkhianati aku. Keseharianku, lebih banyak kuhabiskan menghindari diri dari kejaran musuh. Rasanya, telapak tanganku berlumur darah orang mati yang berhasil kutikam dan kupenggal. Berbagai prestasiku dalam memenangkan banyak pertempuran tidaklah menjadikan aku bangga. Hatiku kadang merasa kosong. Orang banyak menganggap aku pahlawan besar. Tetapi nyatanya aku sangatlah rapuh. Aku hanyalah seberkas titik debu di hadapan sosok penulis skenario jalan hidupku. Aihh, sudahlah, kamu lebih baik mempelajari. Mempelajari bagaimana aku bisa bertahan dalam kehidupanku yang sering hampir membuat aku jadi gila hilang akal. Kamu biasa memanggilku : Daud si Pemusik.
Bacalah 2 Samuel 22. Di sini kamu akan melihat paparan isi doaku kepada Tuhan Allahku, Allahmu juga. Aku dapat dengan detil menuliskan bagaimana banyak musuhku memperlakukan aku. Sekaligus aku juga dengan rinci menggambarkan dengan banyak kata, betapa dahsyatnya kekuatan kuasa Tuhan Allah kita saat IA menolongku selalu. Begitulah, hanya Tuhan sajalah yang membuatku dapat bertahan menjalani hidupku yang melelahkan ini. Jadilah, aku selalu memilih mengandalkan hanya DIA saja. Pernah se-kali aku mengandalkan kekuatanku sendiri dengan berpura-pura idiot di depan musuhku karena panikku. Namun setalahnya, tak pernah lagi aku tidak menggunakan kekuatan NYA. Semua kemenanganku dan keberhasilanku hanyalah kekuatan hebat pinjaman, dari Tuhan kita yang selalu kugantungkan diriku kepada NYA. Bahkan pernah kuucap dalam doaku, janganlah kiranya Roh Tuhan kita meninggalkan aku. Karena tanpa Roh Tuhan di dalamku, aku tak lebih dari mayat hidup yang bukan siapa-siapa. Dan kalau saja aku hidup di jaman mu, sangatlah tepat jika aku menyanyikan lagu mellow nya si Bobby Vinton : “Lonely… I’m Mr. Lonely ”. Namun justru, perasaan kesendirian itulah yang menggiring ku kepada pengenalan lebih pada Allah kita agar aku dapat bergantung pada DIA sepenuhnya, bukan seperlunya !!! agaimana denganmu?? [AH]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1 : Apakah saya seringkali merasa sendiri se-akan tiada satupun peduli dan menolong?? Siapakah yang saya bisa temui untuk mencurahkan isi perasaan saya terdalam??
P2 : AHH, mulai sekarang, saya mau berusaha untuk memburu Tuhan sampai saya menemukan DIA, mengalami sendiri kuasa kasih-Nya, dan saya mau semakin mengenal seperti apakah Alllah Sang Penebus saya itu!!
Bacaan: Ezra 1-4