“Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum”(Matius 1:18)
Seorang yang tulus hati tentu tidak menggunakan cara-cara yang negatif dalam melakukan segala hal dalam hidupnya. Dia melakukan dengan tanpa pamrih atau pun maksud-maksud yang jahat. Prinsipnya lakukan yang terbaik seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia, Anak kecil biasanya lebih tulus daripada orang dewasa. Apa yang dipikirkan maupun perasaan dalam hatinya seringkali sesuai dengan perilaku dan tindakannya. Apalagi bila orang tuanya mendidiknya dengan baik agar hidup sesuai firman Tuhan.
Suatu kali seorang anak kecil berumur 8 tahun pergi ke sebuah warung. Warung tersebut menjual berbagai minuman seperti es cendol, es campur dan minuman lainnya. sebelum memesan anak itu menanyakan harga per gelasnya, “Mbak, kalau es cendol segelas besar ini berapa harganya?” “dua puluh ribu de.”, Si anak kemudian bertanya lagi, “kalau saya beli ¾ gelas boleh Mbak? Dan harganya berapa?” “Paling 18 ribu de! “kalau setengahnya berapa mbak?” Si Mbak penjual mulai kesal dan menjawab dengan ketus, “lima belas ribu!”. Si anak menjawab, “ya Mbak setengah saja, boleh ya Mbak?”. Kemudian dihidangkanlah es cendol setengah gelas. Setelah selesai menyantap es cendol, anak itu pamit pada si Mbak penjual dan meninggalkan warung tersebut. Si Mbak mulai membereskan gelas yang ada di meja, saat dia mengambil gelas dari si anak tadi yang membeli ½ gelas, dia kaget karena di bawah gelasnya terselip uang sebesar 3 ribu. Si Mbak mulai menyesal atas sikapnya yang ketus tadi, padahal ternyata anak ini sudah memikirkan bagaimana dia bisa memberi tips kepada si Mbak penjual.
Sahabat NK, sikap yang tulus diawali dari didikan orang tua. Ketika orang tua tulus memberi sesuatu pada anaknya dan orang lain, maka hal itu akan dicontoh oleh anak-anaknya. Mereka pun akan menjadi pribadi yang tulus saat memberi kepada orang lain. Tulus hati terutama timbul karena buah Roh Kudus. Seseorang yang sudah percaya Kristus, Roh Kudus tinggal dalam hatinya dan Roh Kudus akan membaharui hatinya sehingga memiliki ketulusan. Ketulusan hati dapat dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Tanpa diperkatakan, namun orang bisa tahu dan merasakannya. Apakah Anda seorang yang tulus hati? [YP]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1: Menurut pendapat Anda mengapa Yusuf dinilai Allah seorang yang tulus? Jelaskan!
P2: Bagaimana komitmen Anda untuk hidup dalam ketulusan?Pernahkah Anda meminta kepada Tuhan? Ceritakanlah!
Bacaan: Nehemia 10-13