“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.”(Matius 11:29)
Seorang pengendara kuda melewati suatu daerah. Dan dia melihat suatu pemandangan yang membuat dia marah. Namun dia coba menahan diri. Dia melihat beberapa prajurit sedang memindahkan sebatang pohon besar yang roboh melintang di jalan. Sedangkan satu orang bukannya membantu malah hanya memberi komando dengan berkacak pinggang sambil berteriak-teriak memarahi prajurit-prajurit yang sedang mendorong pohon besar tersebut. Si penunggang kuda segera turun dari kudanya dan berkata kepada si orang yang berteriak-teriak tersebut. “Hai tuan! Mengapa Anda tidak mau membantu teman-temanmu ini, tentu akan lebih cepat memindahkan pohon tersebut jika diberi bantuan tenaga lagi!”, “Hai kamu orang baru, jangan campuri urusan kami, saya ini komandan mereka tahu!” Si pria penunggang kuda tidak mau berdebat lagi, segera dia membantu para prajurit yang sedang memindahkan pohon tumbang tersebut. Dan akhirnya pohon tersebut bisa dipindahkan segera.
Si penunggang kuda segera naik kudanya dan berkata kepada si komandan sombong tadi, “Lain kali kalau prajuritmu perlu bantuan mintalah bantuan kepada panglima perang kalian dan saya akan segera datang!” Tiba-tiba para prajurit termasuk si komandan tadi tersadar bahwa yang telah membantu mereka adalah Jendral George Washington, panglima perang mereka. Segera mereka memberikan sikap hormat. Penyesalan yang mendalam dialami si komandan tersebut.
Kerendahan hati ditunjukkan dengan sikap yang tidak merasa diri lebih tinggi dari orang lain dan tidak merendahkan orang lain. Yesus ketika ada di dunia ini memberi teladan kerendahan hati-Nya. Dia datang ke dalam dunia ini sebagai manusia dan rela datang sebagai hamba yang melayani. Tidak mudah melayani orang lain, jika tidak memiliki kerendahan hati. Seorang suami akan merasa gengsi jika membantu istrinya di dapur, begitu pula sebaliknya jika istri harus membantu kerjaan suaminya yang mana kerjaannya rendah dan kotor. Seorang pengusaha akan merasa tersinggung, jika harus melayani di gereja sebagai pelayan biasa yang tidak terpandang. Dengan sikap rendah hati, maka semua yang dikerjakan akan menjadi ringan dan dilakukan dengan sukacita. [YP]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1: Menurut pendapat Anda teladan kerendahan hati apa yang bisa kita tiru dari Tuhan Yesus? Jelaskan!
P2: Bagaimana komitmen Anda berkaitan dengan kerendahan hati? Ceritakanlah!
Bacaan: Ayub 21-24