‘sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”’ (Matius 7:13)
Ada cerita yang menarik, bahwa di satu pedesaan, ada seorang petani yang kehilangan jam tangannya di gudang jerami. Dia mencari dimana-mana tapi tidak menemukannya. Sesaat dia putus asa, lalu keluar dari gudang. Petani ini melihat beberapa anak lelaki sedang bermain di luar. Iseng, petani ini bilang ke anak-anak tersebut, bahwa yang menemukan jam tangannya di gudang, akan diberi uang. Seketika anak-anak berlarian ke dalam gudang. Tidak berapa lama, anak-anak tersebut keluar dari gudang, hanya satu anak yang tinggal diam. Anak yang keluar mengatakan kepada si petani, bahwa mereka tidak menemukannya.
Namun tidak lama anak yang tinggal diam di gudang tadi, keluar dan membawa jam tangan si petani. Dengan heran si petani menanyakan cara anak itu mendapatkan jam tangannya. Anak itu menjelaskan, bahwa dia duduk diam, menutup mata dan dalam keheningannya, dia mendengar bunyi detik jarum jam yang bergerak, sehingga dia menemukan jam itu.
Sahabat NK, Marta sibuk dalam melayani Tuhan, sementara Maria duduk diam mendengar Tuhan berfirman. Keduanya tidak salah, namun dalam kesibukannya, Marta melewatkan hal-hal terbaik dari Tuhan Yesus. Terkadang kita sibuk dan dalam kesibukan tersebut kita mungkin mendapat masalah. Pada saat mendapat masalah, kita mungkin panik. Kita sibuk dengan meminta pertolongan orang lain. Padahal kalau kita duduk diam… dengarkan apa yang Tuhan inginkan, Roh Kudus akan berbicara kepada kita dan bisa jadi ada jalan keluar yang terbaik atas masalah kita. Salah satu hal yang terpenting dari orang percaya adalah ada nya Roh Kudus dalam hidup kita dan kita percaya kepadaNYA, jangan “terlalu sibuk”. [JA]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1: Apakah benar Tuhan Yesus tidak peduli kepada Marta, seperti yang dituduhkannya?
P2: Mari kita sediakan waktu untuk Roh Kudus berbicara di tengah kesibukan kita, agar kita mendapatkan yang terbaik.
Bacaan: Ayub 35-37