“Damai sejahtera-Ku, Kuberikan kepadamu dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.” (Yohanes 14:27)
Arus deras informasi di era digital sekarang ini, mau tak mau menjadi tantangan tersendiri bagi kita. Notifikasi sering berbunyi untuk memberi tanda bahwa sesuatu yang baru terjadi.Segala sesuatu yang ada dalam ‘genggaman’ itu membuat kita bisa tahu banyak hal dalam waktu yang cepat di satu sisi. Namun di sisi yang lain, juga membuat damai sejahtera kita mudah sekali terampas.
Kehidupan yang lebih tenang dan santai relatif bisa didapatkan di era surat kabar cetak. Peristiwa hari ini baru bisa tersiar luas di terbitan koran esok harinya. Wartawan masih sempat mengolah berita untuk pemilihan kata dan kalimat yang tepat, lalu disunting kembali, baru diterbitkan. Hal yang kini tentu akan dianggap sebagai ketinggalan jauh karena semuanya serba harus cepat, bahkan jika mungkin menyampaikan siaran langsung. Semua orang bisa membuat berita dan kemudian dikenal istilah citizen jurnalism (jurnalisme warga).
Apa yang terjadi bisa langsung tersiar dan tanpa penyaring sama sekali. Hampir tidak ada kedalaman sebuah informasi karena serba terburu-buru untuk sebuah adu cepat di era internet. Kesimpulan-kesimpulan liar kemudian terjadi sebagai tanggapan atas apa yang dibaca dan dilihatnya itu. Dalam keadaan inilah damai sejahtera yang kita alami rentan terenggut dan berubah menjadi kegelisahan, kegusaran, bahkan ketakutan. Penawar dari situasi ini adalah ketika kita mengingat bahwa janji Kristus yang sebelum naik ke sorga, memberikan janji damai sejahtera-Nya kepada para murid. Damai sejahtera dari Kristus itu sejati dan berbeda kulaitas dengan apa yang dunia tawarkan yang semu dan berada di area ‘seolah-olah’. Tentu saja damai itu bisa diakses jika kita memiliki relasi dengan Roh Kudus-Nya dan membiarkan- Nya menguasai hidup kita. Relasi dengan Roh Kudus itu jugalah yang kemudian memampukan kita melahirkan buah Roh, salah satunya adalah damai sejahtera (Gal 5:22) di dunia kita sekarang ini. Dominasi damai sejahtera itulah yang kita ijinkan memerintah dalam hati, melebihi gempuran deras berita yang notifikasinya tiada henti. [JP]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1: Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan damai sejahtera yang dijanjikan-Nya itu?
P2: Bagaimana Anda menjaga agar damai sejahtera itu terjadi di dalam hidup Anda?
Bacaan: Mazmur 19-21