“Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” (Lukas 2:52)
Pagi hari. Yesus baru saja bangun. Ibu Maria memanggilnya “Nak, sini, ayo kita berdoa bersama”. Segera Yesus bergabung dengan Ayah, ibu dan saudara-saudaranya. Mereka memulai hari dengan berdoa bersama. Kemudian mereka mengerjakan tugas masing-masing. Yesus mendapat giliran untuk menyiram tanaman. Mereka dibiasakan untuk rajin bekerja. Setelah itu anak-anak pergi belajar di sekolah. Menjelang sore Yesus dan saudara-saudaranya telah tiba di rumah. Mereka bermain bersama di halaman dengan teman-teman yang lain. Terdengar suara ibu Maria setengah berteriak berkata “Anak-anak main yang baik ya. Jangan saling bertengkar”. Maka serempak mereka berkata “Ya bu.”.
Setelah puas bermain, masing-masing berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing. Yesus dan saudara-saudara bergiliran mandi. Setelah selesai membersihkan diri, tak lama kemudian Ayah Yusuf pun datang dari tempat kerjanya. Yusuf membawakan sedikit penganan untuk anak-anak. Mereka bersorak gembira. Yusuf berkata kepada Yesus “bagikan makanan ini ya nak, jangan berebut, bagi yang adil dengan adik-adikmu”. Ayah Yusuf bertanya kepada mereka “bagaimana sekolahmu hari ini?” dan mereka pun kemudian bergantian bercerita. Tak lama kemudian ibu Maria memanggil mereka untuk bersiap makan malam. Setelah membersihkan diri, ayah Yusuf pun bergabung bersama di meja makan. Sambil makan mereka berbincang-bincang. Ada beberapa nasihat dan nilai-nilai hidup yang disisipkan oleh ayah Yusuf dan ibu Maria kepada mereka.
Begitulah kira-kira imajinasi penulis mengenai kehidupan keluarga Yesus. Seperti ayat di atas yang menulis bahwa semakin bertumbuh besar, Yesus semakin dikasihi oleh Allah dan manusia. Tentulah ini tidak terlepas dari didikan keluarga. Sudah barang tentu keluarga Yesus telah berhasil mengajarkan nilai-nilai luhur. Inilah seharusnya fungsi keluarga sesungguhnya. Keluarga menjadi sekolah kehidupan, dimana anak-anak dapat belajar teladan hidup dari kedua orang tuanya. Dan orang tua pun mengasah karakternya lewat anak-anaknya. Bila keluarga dapat berfungsi dengan baik, maka itu akan menjadi bekal yang bagus bagi tumbuh kembang anak. Mari jadikan keluarga kita tempat mengajarkan nilai-nilai iman yang luhur. [DMP]
P1: Periksalah apakah keluargamu sudah menjadi sekolah kehidupan ?
P2: Mari belajar dan berusaha menjadikan keluarga tempat sekolah kehidupan.