“Tidak ada seperti Engkau di antara para allah, ya Tuhan, dan tidak ada seperti apa yang Kau buat. Segala bangsa yang Kau jadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu. Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah” (Mazmur 86;8-10)
Seseorang pernah mengajak saya beribadah di sebuah gereja lokal, karena menurutnya di gereja tersebut lebih berasa pujian penyembahannya dibanding dengan gereja lain. Memang ada betulnya, mungkin karena suasananya lebih baik, AC-nya lebih dingin, gedungnya lebih megah, orang-orangnya di depan tampil lebih rohani dan lebih professional, lalu lagu-lagunya enak dinyanyikan, musiknya enak di telinga serta tidak ketinggalan zaman, alias selalu update lagu terbaru. Pokoknya umatnya bisa menari sampai jingkrak-jingkrak ketika lagu pujian-pujian, dan pada menangis ketika lagu penyembahan. Namun aneh pada main hp ketika Firman diberitakan. Lalu apa makna penyembahan yang dilakukan?
Penyembahan kepada Tuhan adalah pernyataan kekaguman kita kepada Tuhan, satu-satunya Allah yang patut disembah. Kekaguman yang bersumber dari cinta kita yang tulus kepadaNya. Kekaguman atas segala perbuatanNya yang ajaib yang kita saksikan dan yang kita rasakan dalam hidup kita. Tujuannya adalah untuk memuliakan namaNya. Adalah sikap yang salah ketika kita menganggap bahwa penyembahannya kurang berasa, kurang ngangkat, kurang nendang, dan sebagainya. Ketika kita menyembah, sasarannya adalah Tuhan. Tuhan yang dimuliakan, Tuhan saja yang disenangkan, Tuhan yang dipuaskan, bukan kita. Jangan kebalik-balik. Apabila kita merasa ada yang kurang saat penyembahan, besar kemungkinan kesalahannya ada dalam diri kita, ada pada hati kita.
Penyembahan kita berkenan ketika kita hidup kudus, hati kita tulus terjaga di hadapan Tuhan. Pemazmur berkata, Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, (Mazmur 96;9). Persiapkan hati kita baik-baik sebelum datang menghadap kepada Tuhan. Bereskan terlebih dahulu apabila ada yang mencemari hati kita agar tidak menjadi penghalang menikmati hadirat Tuhan. Selidiki juga motivasi Anda. Motivasi menyembah bukan berkat. Jadi sahabat NK, penyembahan yang berkenan jika kita menyembah dengan sikap hati yang tulus hanya untuk Tuhan. Menyembah dengan motivasi menyenangkan Tuhan, bukan untuk mendapatkan berkat. Mau ngangkat, mau nangis, mau merinding, mau terharu, itu bukan tanda bahwa penyembahan kita berkenan kepada Tuhan, melainkan ketika kita mengasihi Tuhan, dan melakukan FirmanNya. [MM]
P1: Apa yang menjadi dasar penyembahan Anda selama ini, dan apa tujuan Anda menyembah?
P2: Apa yang Anda rindukan ketika berada dalam hadirat Tuhan? Masihkah seputar berkat?