You are currently viewing KLUB MEMANCING
  • Post category:Artikel

Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.” (Matius 9:37)

Ada sebuah kelompok yang disebut Klub Memancing. Pikiran mereka berkutat dengan sungai dan danau yang penuh ikan lapar. Mereka teratur bertemu untuk berbincang mengenai panggilan jiwa dan kerinduan menangkap ikan. Mereka sangat bersemangat denngan memancing!

Seseorang menyarankan bahwa mereka perlu suatu dasar filsafat memancing, sehingga mereka berulangkali membuat definisi memancing dan tujuan memancing. Mereka juga mengembangkan strategi dan taktik memancing. Lalu mereka menyadari telah melangkah mundur, karena memakai pendekatan memancing dari sudut pandang penangkap ikan, bukan dari sudut pandang ikan. Bagaimana ikan memandang sekitarnya? Pemancing nampak seperti apa bagi ikan? Apa yang dimakan ikan dan kapan? Hal-hal ini perlu diketahui. Jadi mereka mulai melakukan riset dan menghadiri konferensi tentang memancing. Ada yang sampai meraih gelar Doktor dalam ilmu memancing. Tapi belum ada satupun yang pergi memancing.

Jadi suatu komisi dibentuk untuk memberangkatkan pemancing. Karena tempat memancing lebih banyak daripada pemancing, komisi perlu menentukan prioritas. Suatu daftar prioritas tempat memancig dipasang di papan buletin klub di semua ruangan. 

Jake, seorang anggota baru bergabung. Setelah satu pertemuan, ia pergi memancing. Ia mencoba beberapa hal, belajar menguasainya dan mendapatkan ikan yang dipilihnya. Pada pertemuan berikutnya, ia menceritakan pengalamannya dan ia dikagumi atas keberhasilannya, lalu dijadwalkan berbicara di semua bagian klub untuk berbagi pengalamannya. Tapi segera ia merasa gelisah dan hampa. Ia ingin merasakan tarikan benang pada kailnya sekali lagi. Jadi ia membatalkan jadwal bicaranya dan mengundurkan diri dari dewan pengurus, lalu berkata kepada seorang temannya: “Mari kita memancing.” Pergilah mereka, hanya berdua dan mereka mendapatkan ikan. Anggota klub memancing memang banyak, tapi yang memancing hanya sedikit. [SM]

P1: Adakah tindakan yang bisa kita ambil untuk memulai suatu kebangunan rohani?

P2: Apa komitmen Anda untuk menjaga agar kerinduan untuk kebangunan rohani selalu terjaga?