You are currently viewing JEMBATAN CINTA
  • Post category:Artikel

“Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.” (Yosua 1:7)

3000 tahun lalu, ada suku terapung dari negeri China kuno tinggal di atas rumah-rumah di atas air. Setiap keluarga tinggal di atas panggung di sebuah teluk. Ketika seorang anak lelaki sudah tumbuh dewasa, dia akan berdiri di tepi panggungnya dan memanggil. Gadis yang dicintainya akan memanggilnya kembali. Lalu pemuda itu akan membangun sebuah jembatan dari panggungnya menuju panggung si gadis. Jika keluarga si pemuda menyukai si gadis, mereka akan membantu membangun jembatan itu. Kedua rumah mereka akan digabungkan dan kedua keluarga akan menjadi satu.

Pada suatu hari, seorang pemuda terapung mendengar bisikan dari atas cakrawala. Bisikan itu datang dari seorang gadis yang tinggal nun jauh di sana. Mereka saling memanggil dalam kurun waktu yang lama. Mereka memutuskan untuk menikah. Keluarga si pemuda menolak. Gadis itu berasal dari kalangan yang berbeda dan terlalu jauh. Tapi si pemuda bersikeras. Ia mulai membangun jembatan menuju cakrawala. Ia menggali dalam ke dasar laut untuk membangun fondasi yang kuat. Keluarganya tidak membantu. Kata mereka, tradisi menikahi tetangga memberikan kekuatan pada komunitas mereka. Mereka menamakan jembatan si pemuda “Jembatan Bisikan“. Mereka menyuruhnya berhenti membangunnya. Namun si Pemuda tidak peduli. Ia membangun jembatan itu selama delapan tahun. Ketika jembatan selesai, ia bertemu dengan gadis yang berbisik dari cakrawala. Mereka pun menikah di atas jembatan istimewa itu. Tahun berikutnya, badai besar datang menghantam. Badai itu memusnahkan rumah panggung kaum terapung. Namun jembatan itu tetap tegar!

Halangan terbesar bagi anak Tuhan bukanlah beratnya tantangan hidup, tetapi ketakutan. Ketakutan dapat menutup mata dan telinga rohani kita untuk memahami rencana-Nya. Ketahuilah, tidak ada promosi tanpa tantangan. Semakin tinggi Tuhan ingin mengangkat kita, semakin besar pula rintangan yang menghadang jalan kita. Hanya dengan iman yang teguh di dalam Tuhan, kita dapat mengalahkan ketakutan. [DS]

Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)

P1 : Apa pesan Tuhan kepada Yosua ketika menggantikan posisi Musa?

P2 : Ketakutan apa yang sedang menghantui anda dan bagaimana cara mengatasinya?