“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” (Amsal 16:32)
Alkisah seorang raja mencari seseorang yang bisa dipercaya untuk menjadi bendaharanya. Dari hasil seleksi yang ketat, akhirnya diputuskan menerima seorang rakyat jelata yang sangat sederhana. Si bendahara ini setiap hari masuk ke tempat perbendaharaan dengan rajin dan setia. Namun ada satu kebiasaan yang menjadi sorotan para pegawai raja yang lain, yakni setiap keluar masuk tempat perbendaharaan selalu membawa suatu bungkusan yang cukup besar. Akhirnya kebiasaannya ini diketahui oleh raja dan raja memerintahkan untuk memeriksanya.
Sore harinya ketika si bendahara ini pulang, maka langsung dicegat dan dihadapkan kepada raja. Raja memerintahkan si bendahara ini untuk membuka bungkusan tersebut. Dengan malu, si bendahara membuka bungkusan tersebut di hadapan semua yang hadir. Dan dalam bungkusan tersebut terdapat sehelai baju dan celana yang sudah tidak layak pakai, karena ada tambalan di sana sini. Kemudian raja menjadi sangat heran dan bertanya kepada si bendahara tersebut: “Apa maksudmu membawa baju dan celana ini ke tempat kerja?” Si bendahara ini menjawab, ”Baginda raja, baju dan celana ini adalah pakaian yang selalu saya pakai sebelum saya diangkat jadi bendahara. Sengaja pakaian ini saya bawa ke tempat kerja, agar mengingatkan saya, agar tidak lupa diri siapakah saya dulunya. Saya seorang miskin yang diangkat menjadi bendahara karena kebaikan hati baginda raja. Sehingga ketika saya bekerja dan melihat pakaian ini, tidak terbersit sedikit pun untuk mencuri dan melakukan yang tidak jujur terhadap harta baginda raja, melainkan hati yang terus bersyukur atas semua yang terjadi atas hidup hamba ini.” Mendengar hal ini, raja menjadi semakin percaya dan menghargai si bendahara, dia mempercayakan hal-hal lain yang lebih besar kepadanya.
Sahabat NK, firman Allah menyatakan bahwa orang yang bisa menguasai diri dianggap lebih dari seorang yang merebut kota. Orang tersebut tetap hidup benar dan jujur meskipun sedang sendirian. Dia meyakini bahwa Tuhan melihat dan memperhatikan setiap langkah hidupnya bahkan hal yang masih tersembunyi dalam hati atau pikirannya. Orang yang menguasai diri, layak memperoleh tanggung jawab yang lebih besar lagi. [YP]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1 : Menurut Anda bagaimana agar seseorang bisa menguasai diri?
P2 : Apa komitmen Anda bila sudah mengetahui hal ini?