“Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.” (Hosea 4:6)
Dulu kita mengenal penyesatan mungkin dalam bentuk okultisme atau penyembahan berhala atau kuasa-kuasa gelap seperti dukun santet dan lain sebagainya. Di zaman akhir ini penyesatan sudah berkembang luar biasa pesat, kita lupa bahwa aktor intelektual di balik semua penyesatan adalah Lucifer salah satu makhluk paling cerdas di jagat ini. Tak mungkin kalau dia terus memakai cara-cara usang dalam usaha menyesatkan manusia.
Kalau kita sedikit jeli dalam menilai dan memahami cara kerjanya tidak lagi seperti itu, kuasa kegelapan gencar menyesatkan pikiran kita. Kenapa seperti itu? Karena okultisme atau penyembahan berhala atau sihir dan lain sebagainya sudah sulit dipakai menyerang gereja Tuhan dan umat-Nya. Tapi melalui penyesatan pikiran tak ada tembok gereja yang tak dapat ditembus dan ini adalah cara yang paling efektif dalam membawa umat Tuhan kepada pemahaman teologi yang salah, dan pada akhirnya akan membawa kepada cara hidup dan pemahaman akan Tuhan yang salah pula.
Kehidupan yang salah ini akan membawa orang percaya kepada kehidupan yang tidak berstandar Allah atau tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh Allah. Lalu seperti apakah hidup yang berstandar Allah itu? Itu adalah standar hidup yang diperagakan oleh Tuhan Yesus, hidup yang sepenuhnya dipersembahkan untuk kemuliaan nama Bapa di Surga.
Penyesatan yang paling berbahaya adalah saat orang percaya merasa sudah cukup banyak belajar kebenaran firman Tuhan padahal hidupnya belumlah berstandar Allah. Itulah sebabnya kita perlu terus menggali kebenaran firman Tuhan dengan sungguh-sungguh dan jujur. Karena pada saat kita belajar hanya untuk mencari keuntungan pribadi maka kita takkan pernah menemukan kebenaran yang sejati. Sebaliknya pada saat kita sudah benar-benar memahami kebenaran firman Tuhan secara memadai dan sesuai dengan maksud Tuhan maka kita akan dapat dengan mudah memahami tipu muslihat Iblis yang sesungguhnya yang hendak menyesatkan kita dari kebenaran dan kesetiaan yang sejati. [CK]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1: Apakah anda merasa sudah memahami kebenaran dengan memadai sehingga bisa memilah mana yang salah dan mana yang benar?
P2: Apa yang harus anda lakukan untuk bisa lebih dalam lagi memahami kebenaran?