“….sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah” (Kolose 1:10)
Ketika pohon jambu di depan rumah saya terkena hama, saya memotong pohon jambu itu dan hanya menyisakan sedikit batang dekat akarnya. Saya kira pohon itu telah mati. Namun selang beberapa waktu, batang itu mengeluarkan tunas baru dan terus bertumbuh menjadi pohon yang baru.
Saat hidup kita dipenuhi oleh berbagai dosa dan hal-hal yang mengalihkan fokus kita dari hidup dalam kebenaran, kita serupa seperti sebuah pohon yang terkena hama. Pohon yang terkena hama jika dibiarkan lama-kelamaan akan kering dan mati. Demikian pula dengan kita, jika kita terus membiarkan keadaan diri kita seperti itu, hidup dipenuhi hama dosa, kita akan mati “Sebab upah dosa ialah maut” (Roma 6:23).
Oleh karena kemurahan Tuhan sajalah, kita dapat dibebaskan dari dosa. Namun karena kita masih hidup di dunia ini, masih melekat pada tubuh kita, kita harus terus menerus berjuang melawan keinginan daging. Jadi, kita tidak boleh merasa “Ah, saya kan sudah bertobat dan diselamatkan” dan tidak lagi peka terhadap hal-hal yang dapat menyeret kita kembali ke dalam dosa. Jangankan hidup berbuah, kita tidak peka terhadap ancaman hama dosa.
Pembersihan dari keinginan daging tidak mudah dan kadang menyakitkan. Mengampuni, bersikap rendah hati, sabar, mau melayani, menolong orang yang telah menyakiti kita, melawan kemalasan, dan seterusnya, kerap membuat kita lelah, jika kita melakukannya dengan kekuatan kita sendiri.
Setiap saat, kita membutuhkan kasih karunia Allah dan pertolongan Roh Kudus untuk terus menerus dibersihkan dari keinginan dosa supaya akhirnya menghasilkan buah-buah kebenaran, dan kita selalu membutuhkan alat pemangkas atau pembersih yang adalah Firman Tuhan, “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (Ibrani 4:12) [RH]
P1: Apa artinya “dibersihkan” menurut Anda?
P2: Bagaimana caranya supaya kita dapat berbuah lebih banyak?