“Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!” (Lukas 13:7)
Dari nama-nama pohon yang kita kenal sekarang, kebanyakan kita kenal dari buahnya. Setelah kita kenal atau menikmati buahnya barulah biasanya kita jadi mengenal pohon penghasil buah tersebut. Seperti mangga, durian, jambu, nangka, rambutan, lengkeng, pisang dan banyak lagi pohon buah lainnya yang kita kenal berawal dari buahnya. Demikian juga yang seharusnya terjadi dalam hidup kekristenan kita. Hendaklah kita dikenal orang dari buah-buah yang kita hasilkan bukan hanya sekedar dari aktifitas atau atribut kekristenan kita semata. Berbuah menjadi suatu hal yang sangat krusial dalam kehidupan kekristenan kita karena pada akhirnya nanti yang paling penting dalam kehidupan orang percaya adalah apakah ketika menghadap Tuhan ada buah yang dipersembahkan kepada-Nya?
Buah itu adalah melakukan dengan baik segala sesuatu yang Tuhan inginkan. Hal ini adalah sesuatu yang mutlak harus dipenuhi, sebab memang manusia diciptakan untuk melakukan kehendak-Nya.
Jadi, adalah perbuatan, perilaku dan sikap hati yang memberi kepuasan di hati Tuhan, sampai seseorang memiliki “hati melakukan kehendak-Nya” dan memiliki kebiasaan melakukan kehendak Tuhan tanpa dipaksa atau ditekan oleh hukum atau Taurat. Inilah ciri dari anak Allah yang telah diperagakan oleh Tuhan Yesus. Selanjutnya, Tuhan memberikan kemampuan untuk bisa berbuah, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa beralasan mengapa tidak berbuah.
Kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang dituntut untuk berbuah (Yoh. 15:1-7). Karena jika tidak berbuah akan dipotong-Nya, tetapi yang berbuah akan dibuat semakin lebat buahnya. Dalam Lukas 13:6-7 mengenai perumpamaan seorang peladang yang memiliki kebun anggur, di dalamnya terdapat pohon ara. Ketika dilihatnya pohon ara tidak berbuah, ia mengatakan bahwa percuma pohon itu tumbuh di kebunnya. Ia menghendaki agar pohon itu ditebang saja. Dalam perumpamaan ini Tuhan menghendaki agar setiap orang percaya hendaknya berbuah. Dan dari buahnyalah kita akan dikenal Tuhan dan dikenang manusia. [CK]
P1: Mari kita renungkan kembali buah apa yang sudah kita hasilkan dalam hidup kekristenan kita selama ini?
P2: Apa yang harus kita perbuat agar kita bisa lebih banyak lagi berbuah dan menyenangkan hati Tuhan?