“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita”. (2 Korintus 9:7)
Dalam era persaingan dunia usaha yang semakin ketat saat ini maka diperlukan jurus-jurus yang kreatif agar dapat lebih menarik minat para calon konsumen. Berangkat dari pemikiran tersebut maka seorang pedagang semangka mulai berkreasi. Pedagang ini tahu betul kalau semangka selama ini dijual apa adanya, oleh karenanya dia mencoba untuk membuat semangka yang dijualnya tampak berbeda sehingga akan bernilai lebih. Pedagang semangka di Provinsi Henan ini sebenarnya sudah tidak muda lagi, dia sudah berumur 56 tahun namun kreativitas tidak memandang usia sehingga siapapun bisa berkreasi.
Seperti diberitakan CCTV News, pedagang semangka yang satu ini menghiasi setiap buah semangkanya dengan kaligrafi huruf China. Usahanya tidak sia-sia, karena katanya dalam sebelas hari saja dia sudah dapat menjual semangka sebanyak tiga ton. Jumlah yang sangat fantastis dan belum pernah dicapainya selama ini. Semangka yang dia jual masih sama seperti semangka yang dia jual pada hari-hari sebelumnya. Namun bedanya kali ini dia rela mengukir semangka tersebut satu persatu dengan kuku jari tangannya sendiri. Suatu usaha dan pengorbanan yang tidak sia-sia yang membuatnya dapat tersenyum ketika menikmati hasil jerih payahnya.
Barangkali pernah terlintas dipikiran bahwa persembahan yang besar dan rutin itu pasti akan menyukakan hati Tuhan. Akan tetapi belajar dari kisah pedagang semangka di atas dapat ditarik pelajaran bahwa pengorbanan yang disertai dengan jerih payah dan kerelaan akan menuai hasil yang sangat luar biasa karena menyukakan hati para pembelinya.
Mungkin saja kita dapat memberikan persembahan yang besar dan rutin, akan tetapi tidak semua orang memiliki nilai lebih dari persembahannya. Untuk memperoleh nilai lebih, agar Tuhan berkenan maka diperlukan unsur jerih payah dan kerelaan hati dalam mempersembahkannya, bukan tergantung dari besarnya jumlah dan rutinitas. [PH]
P1 : Apa syarat persembahan yang menyukakan hati Tuhan?
P2 : Apa yang harus saya lakukan agar persembahan yang saya berikan menyukakan hati Tuhan?