“Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” (Roma 8:18)
Alkisah ada sebuah gedung tinggi mengalami kebakaran hebat. Semua orang yang ada di dalam gedung menyelamatkan diri keluar, sementara orang-orang yang ada di lantai teratas terkurung api dan mereka berlari ke lantai paling atas. Di sana terdapat helikopter penolong, tetapi api sudah begitu besarnya sehingga tak sempat lagi mereka bergantian diselamatkan. Akhirnya sebelas orang bergantung pada sebuah tali yang terjulur dari helikopter penolong, sepuluh pria dan satu wanita. Tetapi tali itu tidak kuat menahan beban mereka semua karena kapasitas maksimalnya hanya untuk menahan beban 10 orang dewasa, jadi mereka memutuskan harus ada satu orang yang berkorban menjatuhkan diri. Jika tidak, mereka semua akan jatuh dan mati.
Mereka bingung siapa yang harus merelakan diri jatuh dan wanita mengatakan sesuatu yang menyentuh. Ia berkata bahwa ia merelakan diri jatuh karena sebagai wanita, ia terbiasa memberikan apa pun untuk suami dan anaknya, dan untuk pria secara umum, tanpa mengharap balasan.
Apa yang terjadi setelah wanita tersebut mengatakan kalimat itu? Siapa yang akhirnya selamat? Akhirnya hanya wanita itu yang selamat sampai ke tanah, karena semua pria tadi tanpa sadar melepas pegangan mereka dan bertepuk tangan setelah mendengar kerelaan wanita itu untuk berkorban. Baru niat saja ternyata sudah mendapatkan berkat.
Tentunya cerita tadi bukanlah cerita nyata dan hanya rekaan semata. Tapi ada nilai kehidupan yang bisa kita ambil dari cerita tersebut bahwa seorang wanita yang baru punya niat berkorban saja sudah diberikan oleh Tuhan keselamatan, apalagi kalau memang benar dia berkorban, Tuhan pasti menyediakan keselamatan dan kemuliaan untuknya.
Demikian juga pengorbanan kita untuk Tuhan tidak pernah sia-sia. Tuhan pasti akan mengubahnya menjadi kemuliaan. Namun sebaliknya kalau kita tidak mau berkorban untuk Tuhan, kita kelak mesti mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan. Salib adalah penderitaan, namun setelah dipikul oleh Tuhan Yesus, salib itu menjadi kemuliaan. [CK]
P1: Apakah anda sudah mengambil bagian dalam pelayanan? Kalau belum mulailah temukan bidang pelayanan yang anda rasa tepat buat anda melayani.
P2: Kalau Anda sudah melayani, pengorbanan apakah yang bisa dan rela Anda lakukan untuk membuat pelayanan Anda menjadi berkat bagi sesama dan kemuliaan bagi nama Tuhan?