You are currently viewing HADIAH SEKUNTUM MAWAR
  • Post category:Artikel

“Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.” ( Yohanes 16:21 )

Seorang penjual bunga memutuskan untuk menutup tokonya dan pulang karena hari sudah mulai gelap, hanya sedikit bunga yang belum terjual, salah satunya adalah sekuntum bunga mawar. Maka ia memberikannya pada seorang pengemis di pinggir jalan, kemudian pulang dengan bahagia. Pengemis tersebut tidak pernah bermimpi bahwa hal-hal baik dapat terjadi padanya. Mungkin karena ia tidak pernah menerima kasih sayang dari siapapun sebelumnya.

Di rumah, ia menempatkan mawar tersebut ke dalam sebuah botol dan mulai memandanginya. Namun kemudian ia menyadari bahwa bunga seindah itu tidak pantas ditaruh di dalam sebuah botol yang kotor, maka ia mengeluarkan bunganya dan mencuci botolnya. Ia kembali memandangi bunga itu, dan menyadari bahwa mejanya terlalu kotor ia juga merasa bahwa kamarnya terlalu berantakan maka ia membersihkannya, membuang sampah dan merapikan kamarnya. Ketika ia melihat ke dalam cermin, ia melihat seorang yang berantakan, kotor, dan berpakaian compang-camping. Itu adalah dirinya. maka ia membersihkan dirinya, bercukur, serta mengenakan pakaian yang walaupun sudah lama tetapi lebih baik. Kali ini, ia melihat sesosok wajah yang tampan dalam cermin.

Ia kemudian menyadari bahwa selama ini ia sebenarnya baik-baik saja dan ia bertanya pada dirinya untuk pertama kalinya, mengapa ia mengemis. Akhirnya ia langsung tersadarkan. Dan dengan cepat ia pun mendapatkan pekerjaan.

Ia pun segera menjadi seorang bos karena ia bekerja keras. Tidak lama kemudian, ia mencari wanita yang memberikannya mawar tersebut. Saat ia menemukannya, ia memberikan setengah kekayaannya pada wanita tersebut. Ia menganggap itu adalah untuk mawar yang telah ia terima ketika ia masih mengemis. Karena wanita itu tidak hanya memberikan sekuntum mawar, namun juga memberikannya harapan. Ini merupakan harapan yang sangat ia butuhkan untuk melanjutkan hidup dan juga harapan untuk sebuah masa depan yang cerah. Ada aroma yang masih menempel pada tanganmu saat kamu memberikan sekuntum mawar kepada orang lain.” [DS]

P1: Apa yang dimaksud dengan berdukacita dalam ayat diatas?

P2: Bagaimana caranya agar dapat melihat kemuliaan dibalik penderitaan?