“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10)
Di sebuah desa perkampungan ada dua orang petani yang sama-sama menanam padi. Petani pertama adalah seorang Bapak yang penuh tanggung jawab. Dari subuh sudah datang ke ladang untuk merawat padinya, menjaga dan memberi pupuk. Dia juga sangat bertanggung jawab kepada keluarganya, dia memperhatikan biaya keluarganya mencukup kebutuhan makanan dan keseharian.
Terkadang kalau habis panen dia suka membelikan hadiah kecil buat istrinya seperi baju baru, atau kalung emas yang tidak terlalu mahal. Kalau pekerjaan menanam atau merawat tanaman padinya sudah beres, dia juga melakukan pekerjaan lain di rumahnya seperti menanam buah dan lain-lain untuk menambah penghasilan bagi keluarganya.
Petani kedua adalah seorang bujangan yang sangat menikmati hidupnya dengan datang ke sawah dan ladang dengan waktu yang dia mau. Ia datang sambil membawa gitar akustiknya dan sekali-kali menghirup dan menikmati segelas kopi buatannya. Pada musim panen tiba setiap kurang lebih 3 bulan ia selalu merasa iri karena hasil panen petani pertama lebih banyak hasilnya dan cepat mendapatkan uang yang cukup banyak, sedangkan petani kedua tersebut tidak mendapatkan untung banyak dan bahkan hanya pas-pasan untuk sehari-hari.
Sahabat NK, kita tahu iman tanpa perbuatan sia-sia, setiap kita yang mengaku orang percaya jika hanya melakukan kehidupan kita hanya sekedar hidup, tanpa pikul salib artinya kita akan sama dengan petani kedua tersebut. Kita bisa membedakan dengan jelas kualitas kedua petani di atas. Yang pertama betul-betul menghidupi perjuangan dengan resiko penderitaannya; dan untuk itu hasil memuaskan yang ia dapatkan. Sedangkan yang kedua mengharapkan kemuliaan sebagai sesuatu yang gampang. Pada akhirnya ia hanya menerima pas-pasan tanpa kualitas tinggi, padahal seharusnya dia juga bisa mendapatkannya.
Jika kita harus menghadapi perjuangan sekarang, pastikanlah bahwa kita sedang berada di jalur kemuliaan pada akhirnya. [FS]
P1: Mengapa kita menyalibkan daging kita bagi Tuhan? P2: Apa yang akan kita berikan kepada Tuhan sebagai bukti penyaliban daging kita?