You are currently viewing AKU YANG BERDOA
  • Post category:Artikel

“Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Matius 6:6)

Alkisah ada seekor kura-kura yang tinggal di sebuah danau yang hampir kering karena kemarau panjang. Semakin hari ketinggian air semakin turun, membuat bahan makanan berkurang secara drastis. Melihat perkembangan ini kura kura memutar otaknya memikirkan caranya agar bisa bertahan hidup. Kebetulan kura-kura menjumpai Sang Angsa sahabatnya sedang mampir minum di kolam tersebut, dari sahabatnya ia mengetahui di sebelah bukit ada danau yang sangat besar dan makanan berlimpah. Tetapi perjalanan ke sana sangatlah sulit dicapai.

Akhirnya Kura-kura menemukan akal, ia meminta tolong Angsa untuk membawanya ke danau seberang. Caranya adalah, angsa akan terbang sambil mencengkram sebatang kayu di kakinya, sementara kura-kura akan menggigit kayu tersebut sampai tiba di danau besar. Ide ini pun disetujui Angsa.

Akhirnya terbanglah Angsa dan Kura-kura. Di perjalanan mereka bertemu dengan beberapa teman. Banyak sekali pujian tentang akal mereka, hanya saja semua pujian ditujukan buat Sang Angsa. Lama lama Kura-kura kesal dengan keadaan ini. Ketika mendekati puncak gunung, kembali segerombolan burung memuji akal si Angsa. Tak tahan lagi, Kura-kura berteriak dan berkata jika ini adalah ide darinya dan bukan Angsa. Ketika ia mengatakan itu, mulutnya melepaskan batang kayu yang digigitnya dan ia jatuh bebas mengakhiri segala impian dan ide briliantnya ini.

Sahabat NK, ayat di atas menjelaskan bahwa doa merupakan sarana antara kita dengan Tuhan. Tetapi seringkali yang dilakukan hari-hari ini adalah menjadikan doa sebagai aktivitas untuk dipamerkan. Seseorang yang benar-benar berdoa hanya perlu melihat penggenapan atas janji Tuhan dan jawaban dari curahan doanya. Tetapi orang yang senang duduk dimuka dan tampil di depan untuk dipuji sebagai pendoa, sesungguhnya berdoa kepada audience penontonnya. Doanya tidak lagi dilakukan di tempat tersembunyi, bahkan ia akan berteriak jika “ini atau itu”, adalah karena doa-doanya. Mari Sahabat, jangan seperti Kura-kura bodoh itu, yang penting dari doa adalah karya Tuhan sendiri sebagai jawaban doa. [RT]

P1: Mengapakah Tuhan menginginkan kita berdoa dengan ‘tersembunyi”?

P2: Mulailah berdoa bukan untuk dilihat atau dipuji orang. Berdoa buat kebangunan rohani di lingkungan keseharian Anda. Dan nantikanlah jawaban dari Tuhan.