Pdt. Joel Manalu
1 Raja-raja 17:8-16
Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: “Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan (1 Raja-raja 17:8-9)
Perikop ini bercerita tentang pemeliharaan Tuhan terhadap hamba-Nya Elia, dan juga terhadap orang-orang di sekitar Elia. Walaupun kekeringan sedang melanda seluruh bangsa Israel, tetapi Elia tetap menikmati berkat pemeliharaan Tuhan. Elia tidak kekurangan makanan, bahkan keluarga janda di Sarfat juga turut menikmati pemeliharaan Tuhan. setidaknya ada beberapa hal yang kita pelajari dari perikop ini:
1. Tuhan menyediakan kebutuhan kita. Peristiwa kekeringan di Israel juga membuat air menjadi mahal. Makanan menjadi sulit karena gagal panen yang disebabkan tidak turunnya hujan. Daging pun sulit didapat karena ternak tidak bisa bertahan hidup tanpa air. Semua orang menjadi kuatir dan kesulitan karena harga-harga naik dan tidak ada cukup makanan. Kita ingat bagaimana situasi politik yang tidak stabil di Indonesia, akhirnya menimbulkan krisis moneter di Tahun 1998. Dolar menjadi naik, harga sembako dan bbm semua naik. Banyak perusahaan kolaps dan pekerjanya di PHK. Tetapi Elia dia tidak turut menderita. Alkitab mencatat, selama kekeringan Elia dipelihara Tuhan. Dia dapat makan roti dan daging setiap hari bahkan diantar burung-burung gagak. Tuhan tidak pernah berjanji bahwa hidup itu tanpa masalah, tanpa krisis, tanpa kekeringan, tetapi Tuhan berjanji bahwa tidak ada perkara yang mustahil bagi Tuhan (Lukas 1:37). Sebagai umat Tuhan seharusnya kita percaya bahwa Tuhan pasti menyediakan kebutuhan kita. Firman Tuhan berkata: “jangan kuatir akan hidupmu” (Mat. 6:25). Burung-burung di udara tidak menabur, tidak menuai, tetapi diberi makan oleh Bapa di surga (Mat. 6:26). Apalagi kita anak-anaknya pasti Tuhan sediakan kebutuhan kita. Bahkan Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk meminta kepada-Nya apa yang menjadi kebutuhan kita (Mat 7:7), karena Bapa di sorga akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadanya (Mat. 7:11b)
2. Tuhan bekerja menurut cara-Nya. Ketika masalah dan krisis datang, seringkali kita mengeluh dan kuatir, karena kita berdoa tetapi jawaban doa sepertinya belum ada. Anda harus mengerti bahwa Tuhan bekerja dan menjawab doa-doa kita dengan cara dan waktu-Nya. Tuhan terlalu besar untuk dimengerti oleh pikiran kita yang terbatas ini. Jangan sekali-sekali mencoba untuk memaksakan kehendak dan cara kita, karena cara dan kehendak Tuhanlah yang mutlak terjadi.
Demikian juga jika kita melihat kisah Elia. Ketika Elia mengalami sungai yang menjadi kering, ia tidak kuatir, bahkan ia taat ketika Tuhan suruh pergi ke seorang janda miskin. Elia tunduk dengan caranya Tuhan. Alkitab mencatat bahwa janda itu bukanlah orang kaya, bahkan dia sangat miskin, karena hartanya hanya segenggam tepung dan sedikit minyak. Jika kita melihat hanya dengan logika kita: bagaimana orang miskin yang tidak punya makanan dapat memberi makan? Tetapi sekali lagi, Tuhan punya caranya sendiri. Tuhan sudah menyediakan yang terbaik dalam hidup kita, bahkan pemeliharaan-Nya sempurna dalam hidup kita. Hanya saja, Tuhan bekerja dengan cara dan waktu Tuhan, bukan ikut cara dan waktu kita. Filipi 4:19 berkata: “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” Jadi Tuhan bekerja menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya, menurut kehendakNya. Oleh karena itu, percayalah dan tetap setia, karena Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28).
Tuhan bekerja dengan cara dan waktu Tuhan, bukan ikut cara dan waktu kita.
Bahan pendalaman:
- Mengapa kita tidak boleh kuatir dalam hidup ini?
- Ceritakan apa saja yang Tuhan telah sediakan dalam kehidupanmu!