Pdm. Hiruniko R. Siregar, M.Th
Yohanes 21:15-19
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku (Yoh. 21:15-19)
Mengasihi adalah inti dari iman Kristen. Hukum yang terutama yang terdapat dalam Markus 12:29-31, tertulis bahwa hukum yang terutama adalah mengasihi Allah dan yang kedua setelah itu adalah mengasihi sesamamu manusia, tidak ada hukum yang melarang kedua hal itu. Dalam 1 Yoh 4:8 juga tertulis bahwa Allah adalah kasih, barangsiapa tidak mengasihi maka ia tidak mengenal Allah.
Lalu apa yang perlu kita perhatikan dari ayat-ayat tadi dalam kaitannya dengan perikop ini? Ketika Yesus bertanya kepada Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi (agapao) Aku daripada mereka ini?” kata mengasihi dalam pertanyaan ini memakai kata Yunani Agapao, yang berarti mengasihi Tuhan dengan segenap hati. Kata agapao juga dipakai dalam kata mengasihi dalam Markus 12:29-31, dan juga dipakai dalam bentuk agape untuk kata Allah adalah kasih (agape). Jadi agape yang adalah kata dasar dari agapao mempunyai arti kasih Allah, atau lebih jelasnya lagi: kasih yang tidak bersyarat, kasih yang sejati.
Tetapi apa jawab petrus: “benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi (phileo) Engkau”. Kata mengasihi yang dipakai Petrus adalah phileo yang berarti kasih seorang sahabat, kasih yang terbatas, jika kamu baik maka saya juga baik, atau lebih tepatnya kasih yang bersyarat. Petrus tidak mengerti maksud Tuhan sehingga ia tidak menjawabnya sesuai harapan Yesus. Yesus menginginkan supaya Petrus mengasihi Yesus dengan kasih agape tetapi Petrus menjawab uantuk mengasihi Yesus dengan kasih philia.
Kedua kalinya Yesus bertanya hal yang sama kepada Petrus, tetapi Petrus menjawabnya dengan hal yang sama kedua kalinya. Tetapi dalam ayat 17, Yesus bertanya ketiga kalinya kepada Petrus, kataNya: Simon, anak Yohanes, apakah Engkau mengasihi (phileo) aku? Tertulis di sana bahwa maka sedihlah hati Petrus mendengarNya. Petrus sedih karena dia melihat Yesus menurunkan standar kasihnya, dari agape menjadi philia karena begitu besar kasihnya kepada Petrus. Yesus menyanggupi permintaan Petrus yang hanya bisa mengasihi Yesus dengan kasih philia. Dari sini kita juga dapat mempelajari bahwa karena begitu besar kasih Yesus hingga Ia mau menyamakan dirinya sesuai dengan standar manusia.
Kasih Yesus tidak terbatas dan tidak bersyarat, bahkan ketika kita mengasihiNya dengan keterbatasan kita dan kurang sempurna, Yesus tetap mengasihi dengan kasih yang tidak bersyarat tadi. Kita harus belajar agar tidak menjadi seperti Petrus tadi, yang menjawab tidak sesuai dengan harapan Yesus. Tetapi saudara juga harus menyadari bahwa mengasihi Yesus itu berarti menjadikan Yesus sebagai prioritas hidupmu, menjadikan Yesus yang terutama dalam hidupmu. Mengasihi Yesus berarti:
- Harus mengutamakan Yesus lebih dari dirimu sendiri, seperti Rasul Paulus yang mengatakan bahwa hidupnya adalah bagi Kristus (Filipi 1:21).
- Harus mengutamakan Yesus daripada keluargamu (Yoh 14:26, Mat 8:21).
- Harus mengutamakan Yesus dari pekerjaanmu (Mat 19:29), dalam ayat ini ladang itu berarti pekerjaan.
- Harus menuruti segala perintah Yesus (Yoh 14:15)
Kita boleh mengasihi diri sendiri, keluarga, sesama, bahkan pekerjaan kita, tetapi itu semua tidak boleh melebihi dari kasih kita kepada Tuhan Yesus.
Kasih Yesus tidak terbatas dan tidak bersyarat, bahkan ketika kita mengasihiNya dengan keterbatasan kita.
Pertanyaan diskusi:
- Apa saja yang dimaksud dengan mengasihi Yesus?
- Ceritakanlah apa pengalamanmu terhadap kasih Tuhan yang tidak bersyarat!