“Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan untuk menyanyikan mazmur bagi Nama-Mu Yang Mahatinggu, untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiann-mu di waktu malam.” (Mazmur 92:1-3)
Ada satu kata yang bisa memiliki banyak arti. Baik arti menurut kamus besar atau diartikan oleh masing-masing pemikiran orang.
Kata itu adalah “Bahagia“, menurut kamus besar bahasa Indonesia, arti bahagia adalah “Kebahagiaan atau kegembiraan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intens (sangat)”.
Sekarang apa yang menjadikan seseorang itu bahagia? Setiap orang punya standar kebahagiaan masing-masing. Mungkin hari ini yang membuatnya bahagia adalah ketika bisa menyelesaikan tugas lebih cepat dari biasanya. Namun di kesempatan lain, kebahagiaan bisa diperoleh saat mendapatkan tantangan baru yang menjanjikan prestasi lebih baik.
Ada sebagian orang, mereka yang hidup sederhana sudah merasa bahagia luar biasa ketika mendapatkan sepiring nasi dan sayur sederhana, meski belum ada jaminan besok hari bisa mendapat makan layak.
Bahagia memang bukan hanya milik orang tertentu. Kebahagiaan ada di mana-mana karena milik semua orang.
Suatu penelitian menyebutkan bahwa orang yang selalu membanding-bandingkan kekayaan/ jabatannya dengan kerabat atau teman dekatnya, cenderung tidak bahagia dan kerap merasa kecewa.
Jangan jadikan kebahagiaan atau standar kebahagiaan orang lain atau yang dunia ciptakan sebagai alat ukur kebahagiaan diri kita.
Sahabat NK, jadi, bagaimana menemukan kebahagiaan itu? Sebenarnya, bahagia itu sederhana. Kunci kebahagiaan terletak pada sikap kita. Dengan mensyukuri segala sesuatu yang kita miliki, dan memiliki hati yang tulus dan ikhlas. [SE]
P1: Apa yang mazmur ajarkan agar kita bisa bersyukur? Mazmur 92
P2: Bagaimana sikap kita mulai tidak bahagia atau merasa “insecure“?