Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.” (Yohanes 21:18)
Minggu, 27 Februari 2022 yang lalu, menjadi catatan sejarah yang berulang mengenai kemacetan di Puncak, Kabupaten Bogor. Waktu tempuh dari kawasan wisata berhawa sejuk itu ke Jakarta mencapai 17 jam! Seorang netizen menulis, “Dari jaman sinetron Tersanjung sampai Aldi Taher main tinju, Puncak kan emang udah macet. Mereka yang di long weekend tetap maksain liburan ke sana aja yang ga mau belajar dari pengalaman…”
Simon Petrus adalah seorang murid Kristus yang mengajarkan kepada kita tentang arti belajar dari pengalaman. Pada saat menjadi bagian dari 12 murid yang dimuridkan Kristus, kerap kali ia mempertontonkan kegagalan. Kegagalan terbesarnya tentu adalah penyangkalan yang dilakukannya terhadap Yesus, Sang Guru.
Pasca kebangkitan, Yesus menemui Petrus dan murid-murid lainnya di pantau danau Tiberias (Yoh. 21). Perjumpaan itu menjadi semacam “panggilan kedua” kepada Simon Petrus. Ia yang dipanggil untuk menjadi penjala manusia (Mat. 4:19), dalam bagian ini diberi mandat untuk menggembalakan domba- domba-Nya. Dari seorang nelayan biasa, ia dibentuk menjadi murid yang bertumbuh kembang dalam perjalanan iman. Menurut tradisi gereja, Simon Petrus pada akhirnya menggembalakan di Roma. Ada saat dimana ia mengalami situasi yang berat dalam pelayanan karena tekanan dari kekaisaran. Dikisahkan bahwa jemaat memintanya meninggalkan Roma untuk menyelamatkan diri. Di tengah jalan ia berjumpa Tuhan Yesus dan bertanya, “Tuhan, ke mana Engkau akan pergi?” Yesus menjawab, “Aku akan pergi untuk disalibkan kedua kalinya!” Karena pengalaman itu tahulah Petrus tentang maksud Tuhan atasnya. Kegagalannya pada masa lalu untuk lari dari tanggung jawab, adalah sesuatu yang tidak harus ia ulang kembali. Ia memutuskan kembali ke Roma dan pada akhirnya ditangkap, lalu disalib dengan posisi kepala di bawah. [JP]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1: Apa saja kegagalan Petrus sebagai murid yang pernah Anda alami sebagai kegagalan dalam perjalanan kemuridan Anda?
P2: Bagaimana Anda mengatasi kegagalan-kegagalan itu untuk bertumbuh dewasa?
Bacaan : 2 Tawarikh 17-19