You are currently viewing BENCI JADI MENGASIHI
  • Post category:Artikel

“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”. (2 Korintus 5:17)

Mosab Hassan Yousef lahir di Ramallah, dia adalah anak seorang Pemimpin Hamas Seikh Hassan Yousef. Mosab Hassan Yousef dibesarkan dalam apa yang ia sebut keadaan delusi, di mana dia percaya bahwa Israel dan Amerika Serikat adalah kejahatan terbesar. Sebagai anak sulung laki-laki, ia digadang- gadang sebagai pengganti ayahnya dalam rezim Hamas, sebagai penguasa de facto di wilayah Gaza.

Saat ditahan oleh Shin Bet (agen spionase Israel) pada 1996, Yousef setuju untuk menjadi informan Israel. Awalnya, dia mengatakan bahwa dia setuju untuk menjadi seorang informan karena ia memiliki kebencian yang mendalam pada Israel dan percaya dengan begitu bisa menembus intelijen Israel melalui kerjasamanya dengan Shin Bet. Namun niatnya semula kemudian berubah setelah ia menyadari bahwa “Tujuan tentara Israel ternyata bukan untuk membunuh warga Palestina”. Dia mengatakan bahwa dia kemudian memiliki pilihan: untuk mendengarkan kebenaran Shin Bet tentang Israel atau untuk terus hidup dalam delusinya. Yousef kemudian bekerja sebagai informan 1997-2007, dia berperan membantu Shin Bet dalam menggagalkan sejumlah serangan teroris. Akhirnya dia menjadi seorang pengikut Kristus pada 1999 saat menjabat sebagai agen ganda untuk Intelijen Israel. “Ketika saya pertama kali diperkenalkan kepada Kristus, saya belajar untuk mencintai musuh saya tanpa syarat,” kata Yousef. Tuhan Yesus mengatakan : “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Perkataan Tuhan Yesus inilah yang selalu melekat di hati Yousef. Perubahan besar terjadi pada dirinya sejak menerima Yesus, dan sebagai akibatnya maka dia menjadi orang yang paling dicari oleh Hamas untuk dilenyapkan. Sebagai ciptaan yang baru memang harus ada perubahan nyata dalam kehidupan kita, bukan sekedar hanya pengakuan di mulut dan aktivitas-aktivitas tiruan agar nampak seperti murid Kristus. [PH]

Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)

P1 : Apa yang seharusnya terjadi ketika seseorang menerima Kristus?

P2 : Apakah saya sudah menunjukkan perubahan yang nyata?

Bacaan : 2 Tawarikh 1-3