You are currently viewing BERPACU UNTUK KEHIDUPAN
  • Post category:Artikel

“Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.” (1 Korintus 3:6)

Setiap tahun di Alaska, diadakan perlombaan pacuan kereta luncur yang ditarik anjing sejauh 1.000 mil (lebih dai 1.600 km) yang memperebutkan hadiah uang dan penghargaan terhormat. Lomba ini diadakan untuk memperingati “pacuan perlombaan” sesungguhnya untuk menyelamatkan nyawa. Januari  tahun 1925, seorang anak laki-laki usia enam tahun menunjukkan gejala difteri yang berpotensi kemungkinan terjangkitnya wabah di kota kecil Nome. Bocah itu meninggal sehari kemudian. Guna mencegah terjangkitnya wabah epidemi, Dr. Curtis Welch yang bertugas di kota itu mulai melakukan vaksinasi pada anak-anak dan orang dewasa dengan serum anti-difteri. Namun tidak lama kemudian serum persediaan Dr. Welch habis, dan serum terdekat ada di kota Nenana – Alaska yang berjarak lebih 1.000 km dan terhalang hutan belantara yang beku.

Sekelompok pencari jejak dan pencari ikan secara sukarela menempuh jarak tersebut dengan tim anjing mereka. Mereka berpacu secara estafet dari satu pos perdagangan ke stasiun perburuan dan seterusnya, satu kereta luncur dimulai dari Nome sementara yang lain membawa serum, dimulai dari Nenana. Tanpa menghiraukan serangan radang beku, kelelahan, dan terkurasnya tenaga, para anggota tim ini terus-menerus berpacu selama 127 jam dalam angin dingin di bawah nol derajat Celcius, sampai akhirnya serum vaksin tiba di Nome. Hasilnya, hanya satu kehidupan yang hilang karena potensi epidemi, tetapi pengorbanan mereka telah membawa kehidupan bagi seluruh kota.

Dalam sejarah, ada berbagai kisah tentang kerjasama dari beberapa untuk sesuatu hasil yang mulia. Alkitab mencatat sejumlah orang-orang kudus yang berkontribusi terlibat bersama-sama dalam ladang penginjilan dan pembangunan tubuh Kristus (1 Kor.3:6-9) dengan perannya masing-masing. Sebagai rekan sepelayanan dan kawan sekerja Allah, mereka bekerja tanpa lelah dan bahkan mengorbankan hidup mereka sendiri. Begitupun halnya dalam sejarah Indonesia yang mencatat ada berbagai orang dan profesi dari latar belakang budaya, suku dan agama berbeda telah bekerja sama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sungguh suatu kerja sama yang mengagumkan. Merdeka! [SM]

P1: Mengapa kita perlu bekerja sama dengan orang lain ? Apa saja manfaat dari bekerja sama ?

P2: Menurut anda, apa yang dibutuhkan agar kita dapat bekerja sama dan menjalin relasi yang sehat dengan sesama  ?