You are currently viewing BUKAN BISA, TETAPI MAU
  • Post category:Artikel

 “Lalu Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya” – (Lukas 21:2-3)

Seorang anak kecil berumur 10 tahun berjalan mendekati kasir sebuah toko kue. Setelah naik ke atas bangku yang ditariknya, ia bertanya, “Berapa harga es krim coklat sundae?” “Lima ribu,” jawab pelayan. Anak merogoh sakunya, mengeluarkan beberapa koin dan mulai menghitung. Pelayan mengerutkan keningnya karena ia tidak sabar dan berpikir, “Bagaimana kalau anak ini menghambat dan membuat kesal pembeli-pembeli lainnya?” Tidak lama waktu berselang, anak itu bertanya lagi, “Kalau harga topping coklat berapa?” “Seribu,” kata pelayan tadi dengan nada kesal. Sekali lagi, anak itu menghitung koinnya. Akhirnya, ia berkata, “Saya mau beli es krim sundae polosnya satu”. Lalu, dia menaruh 3 koin seribuan dan 2 koin lima ratusan di atas meja kasir.

Sang pelayan pun mengambil koin-koin yang ada lalu menyuguhkan es krim sundae polos kepada anak tadi. Dengan hati-hati, anak ini membawa es krimnya ke sebuah meja. Sekitar sepuluh menit kemudian, selesai makan, anak ini berjalan keluar sambil berkata, “Terimakasih banyak, Bu. Es krimnya enak sekali!”

Pelayan tadi tidak begitu mempedulikan anak tersebut. Tapi, alangkah terkejutnya ia ketika ia sedang membersihkan piring kosong bekas sang anak karena ia menemukan dua koin lima ratusan; uang tip dari anak tersebut untuknya. Sang pelayan tertegun dan menyadari bahwa sesungguhnya, anak tadi bisa membeli satu es krim sundae dengan topping coklat tetapi ia tidak melakukannya karena ia ingin memberikan uang tip pada pelayan.

Sahabat NK, pada dasarnya, memberi bukanlah masalah tentang bisa atau tidak bisa tetapi masalah mau atau tidak mau. Lukas mencatat bahwa Tuhan Yesus menghargai pemberian janda miskin bukan karena jumlahnya tetapi karena sikap hati yang dimiliki oleh wanita tersebut. Apakah kita sudah memiliki kerelaan yang sama? Sementara kita bisa hidup karena berkat Tuhan, marilah kita juga senantiasa memberkati Tuhan lewat apa yang kita punya. [JEA]

P1: Bagaimanakan sikap Anda hari ini terhadap uang?

P2: Apakah kita sudah menjadi hamba uang ataukah kita bisa memakai uang menjadi hamba kita?