“TUHAN berfirman kepadaku: Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku.” (Ulangan 3:26)
Ketika menyeruput kopi, pernahkah terlintas bagaimana proses yang harus dijalani sampai akhirnya kopi dapat dinikmati dalam sebuah cangkir? Ada proses yang sangat panjang sampai akhirnya kopi siap untuk dinikmati. Setidaknya ada dua kali proses penyortiran, pertama ketika biji kopi selesai dipanen, dan kedua ketika biji kopi kering siap untuk disimpan dan dikemas.
Menelusuri proses secangkir kopi di atas, terlintas kembali bagaimana Tuhan melalui Musa memimpin jutaan Bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Perlindungan dan pembelaan Tuhan tidak membuat Bangsa Israel bersyukur. Melalui Musa pula mereka menerima sepuluh perintah Tuhan.
Untuk itu Musa harus naik ke Gunung Sinai untuk dapat menerima dua loh batu yang berisi tulisan tangan Tuhan. Ketika Musa kecewa dan membanting loh batu tersebut maka dia harus kembali mendaki Gunung Sinai untuk mendapatkan loh batu yang baru. Begitu perkasa dan setianya Musa sehingga Alkitab menuliskan: “diantara orang Israel tidak ada lagi seorang nabi yang seperti Musa”.
Musa begitu kelelahan memimpin Bangsa Israel yang keras tengkuk dan tidak pernah bersyukur. Sampai suatu saat Musa mengabaikan perintah Tuhan di Meriba. Ketika Tuhan hanya menyuruhnya hanya berkata kepada gunung batu untuk mengeluarkan air, malah memukul gunung batu itu sampai dua kali, “Musa gagal di proses penyortiran kedua”. Untuk kesalahannya ini Musa dianggap Tuhan tidak layak untuk membawa Bangsa Israel memasuki tanah Kanaan. Pastilah Musa sangat sedih sehingga dia sempat berbantah-bantah dengan Tuhan, akan tetapi Tuhan berfirman : . . . . “Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku” (Ul. 3:26).
Dalam permohonan kita memang ada kalanya Tuhan berkata “Tidak”, tanpa terkecuali termasuk kepada Musa. Ketika Tuhan berkata “Tidak” maka berarti Tuhan akan menguatkan dan sedang menyiapkan sesuatu yang lebih baik untuk kita. Dalam kisah Musa, dibalik segala kelemahannya Tuhan menganugerahkan dia gelar sebagai salah seorang pahlawan iman. [PH]
P1 : Apa makna ayat di atas?
P2 : Bagaimana saya harus menyikapi ketika opsi itu berlaku pada diri saya?