“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan…” (2 Korintus 9:8)
Ketika anak saya masih sangat kecil dan mengalami sakit yang cukup parah sehingga harus dirawat di rumah sakit, dia menangis meronta-ronta saat harus diinfus. Dia menatap saya dengan penuh tanda tanya dan seakan-akan memohon pertolongan untuk dilepaskan. Saya tidak berdaya, saya patah hati dan terus berusaha menahan air mata saya yang nyaris tumpah. Saya tahu, itu semua demi kebaikan dan kesembuhannya.
Tuhan juga sering melakukan hal yang sama terhadap anak-anak yang dikasihi-Nya. Banyak hal yang terjadi pada diri kita atau di sekitar kita, yang seringkali kita tidak mengerti mengapa harus terjadi demikian. Kita semua tentu mengharapkan hal-hal yang baik bagi diri kita dan bagi orang-orang yang dekat di hati kita. Demikian pula Tuhan sebagai Bapa yang baik, pasti menginginkan yang terbaik bagi kita.
Namun apa yang kita pikir baik dan “seharusnya begini”, ternyata seringkali bukan itu yang Tuhan inginkan bagi kita. Dalam hal demikianlah yang membuat manusia menjadi kecewa dan marah kepada Tuhan. Tuhan menjanjikan bahwa kita akan senantiasa berkecukupan bahkan berkelebihan dalam berbagai kebajikan. Kebajikan yang seperti apakah itu ?
Definisi kebajikan menurut Aristoteles dapat diambil inti sarinya sebagai: “karakter-karakter baik dan unggul yang ada dalam diri manusia.” Karakter-karakter itu di antaranya menyangkut kecerdasan, pengetahuan, keberanian, ketegaran, kerajinan, kejujuran, kemurahan hati, keadilan, kesederhanaan dan aspek-aspek spiritual – kemampuan bersyukur, pemaaf, penuh semangat, penuh harapan akan masa depan, serta kekuatan-kekuatan khas setiap manusia.
Dari sini setidaknya kita dapat menyadari, bahwa kebajikan yang Tuhan inginkan bagi kita, bukan hanya sekedar kebaikan-kebaikan yang menyangkut kekayaan atau kesehatan, tapi lebih kepada apa yang ada di dalam diri kita. Apa yang kita alami, semuanya untuk kebaikan kita dan pada saatnya nanti kita akan melihat segala keindahannya. “…apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6 : 9) [RH]
Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)
P1 : Menurut Anda, apa artinya bertumbuh dalam kebajikan?
P2 : Apa langkah-langkah yang perlu kita ambil untuk terus bertumbuh dalam kebajikan dalam segala situasi hidup kita?