“Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: “Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!” Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.” (1 Tawarikh 4:10)
Ia adalah keturunan bangsa Yehuda. Ibunya menamai dia “Yabes” (artinya “kesakitan” atau “penyebab kesakitan”) karena ibunya melahirkan dia dengan penuh kesakitan. Dalam doanya, Yabes berseru kepada Allah untuk perlindungan dan berkat. Menggunakan permainan kata, Yabes, si “manusia yang menyebabkan kesakitan,” meminta Allah agar menjauhkan dia dari kesakitan sebagaimana dia dinamai dan diingat oleh orang-orang.
Allah mendengar dan menjawab doanya. Seperti doa Salomo yang penuh kerendahan hati memohon agar diberikan hikmat (1 Raj 3:5-14), demikian juga dengan doa Yabes yang memohon agar diberkati juga dijawab oleh Allah. Doa Yabes berhasil mengalahkan arti nama Yabes itu sendiri.
Bahkan Doa Yabes kini terkenal sebagai sebuah lagu rohani yang dipopulerkan oleh Angel Pieters, dengan lirik yang diambil dari 1 Tawarikh 4:10. Melalui kisah Yabes ini kita bisa melihat bahwa apa yang mulanya buruk dapat Tuhan ubahkan menjadi baik bagi kita melalui doa. Tentunya tidak berarti bahwa semua doa yang kita panjatkan akan dikabulkan oleh Tuhan.
Kita perlu menyadari bahwa ada beberapa hal mengenai doa yang akan dijawab dan dikabulkan Tuhan, yakni kita harus memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, hidup benar di mata Tuhan, isi doa yang kita minta tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan dan waktunya adalah waktu Tuhan. Jika kita sudah melakukan semua hal diatas dan merasa bahwa doa kita belum dikabulkan, maka bersabarlah karena pertolongan Tuhan akan tepat pada waktu-Nya. [FP]
P1: Mengapa kita harus berdoa?
P2: Hal-hal apakah yang akan Anda lakukan agar doa Anda dijawab oleh Tuhan?