You are currently viewing GOYAH KARENA JUMLAH
  • Post category:Artikel

“…ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.” (Lukas 6:48)

Dikisahkan, seorang pandita/ pemimpin agama yang tinggal di sebuah desa kecil. Ia adalah seorang yang tulus dan berpikiran sederhana. Biasa ia memimpin berbagai upacara keagamaan bagi penduduk desa. Pada suatu kesempatan, ia diberi hadiah seekor domba dari orang kaya di desa tersebut. Dengan senang hati, Pandita ini menggendong anak domba ini di bahunya sambil berjalan pulang ke rumahnya. Ketika itu dilihatlah domba hadiah ini oleh 3 orang penjahat culas, salah seorang dari gerombolan ini mengajak untuk menipu Pandita ini untuk menguasai dan memakan domba yang dibawanya.

Gerombolan ini lalu berembuk dan menyusun rencana untuk membohongi si Pandita. Lalu ketiga orang ini berpencar dan menunggu di tempat berbeda sepanjang jalan yang dilalui oleh si Pandita.

Segera setelah si Pandita mencapai tempat yang sepi penjahat pertama keluar dan dengan nada terkejut bertanya kepada si Pandita, ”Pak, kenapa orang suci seperti Anda memanggul anjing?” Terkejut dengan pertanyaan itu sang Pandita dengan lantang berkata,” Tidak kah kau lihat ini seekor domba bukan anjing. Bodoh sekali dirimu.” Penjahat pertama kembali menimpali,” Maafkan saya pak, saya hanya mengatakan apa yang saya lihat. Maaf kalau bapak tidak mempercayainya.”

Setelah melanjutkan perjalanan ia lalu bertemu penjahat kedua yang mengatakan jika yang dibawa Pandita ini adalah seekor anak sapi yang sudah mati. Lalu dalam kebingungan ia berjalan lagi, tidak berselang lama penjahat ketiga juga muncul dan mengatakan hal berbeda, jika yang dibawanya adalah keledai. Mendengar ketiga ucapan penjahat ini, sang pandita menjadi khawatir. Ia mulai berpikir jika domba yang dibawanya adalah semacam mahluk setan yang bisa berubah rubah wujud. Segera ia melemparkan domba itu dan lari pulang.

Sobat NK, inti dari kisah diatas ialah untuk tidak mudah terombang ambing oleh pendapat atau perkataan orang lain. Keyakinan kita dengan mempelajari ajaran Firman secara sehat dan benar, membuat kita tidak mudah digoyahkan oleh rupa-rupa angin pengajaran yang sesat.Meskipun hal itu dianut atau diyakini oleh orang kebanyakan. Kebenaran akan selalu teguh di tengah godaan. [RT]

Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)

P1: Bagaimana cara Anda membangun fondasi pengajaran yang Anda yakini selama ini? Sudah cukup sehatkah untuk teguh membentengi diri dari ajaran ajaran menyimpang?

P2: Susun rencana dan mulailah membangun fondasi iman melalui pengajaran yang sehat dan kokoh.