“Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya”. (Filipi 2:13)
Impian dan keinginan menciptakan keadaan dunia yang lebih baik seringkali harus dibayar dengan harga mahal. Namun, kalau kita rela berkorban dan bertekun sampai akhir, hasilnya akan luar biasa.
John Wycliffe memimpikan Alkitab diterjemahkan dalam bahasa Inggris umum agar orang awam bisa membaca dan mengenal firman Tuhan, tetapi kaum dogmatis yang berpaut pada masa lalu membunuhnya.
John Huss merindukan kehidupan Kristen yang bertanggung jawab dan dipimpin oleh Alkitab, tetapi kaum tradisional tidak bisa menerima hal itu dan membakarnya di tiang gantungan.
Martin Luther disadarkan akan realitas baru tentang kasih karunia Allah – kesadaran yang belum dimiliki orang-orang sezamannya yang mendapat keuntungan dari status quo. Ia disadarkan bahwa manusia hanya bisa dibenarkan oleh iman dan kasih karunia Allah semata; buka berdasar perbuatan baik atau amal. Akibatnya, ia dikejar-kejar bertahun-tahun dan diancam akan dibunuh.
Pada zamannya, tokoh-tokoh tersebut rela berkorban bahkan kehidupannya sehingga saat ini orang-orang percaya dapat menikmati hasil perjuangannya. Alkitab telah diterjemahkan di berbagai bahasa, sehingga kita dengan mudah memahaminya. Perkembangan teologis juga makin luar biasa, karena ada tokoh reformasi. Alkitab tidak hanya milik kaum tertentu, tapi dikembalikan kepada ajaran yang benar.
Sekarang kita dapat menikmati kasih karunia Tuhan, waktunya kita juga belajar membayar harga untuk suatu kebenaran. Dengan melakukan kebenaran dan terus mewartakan kebenaran, maka tanpa sadar kita dapat mengubah generasi selanjutnya. Mungkin hasilnya tidak kita lihat saat ini, namun dengan tekun maka anak cucu kita akan menikmatinya. [NO]
P1: Nasihat apa yang diberikan Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi? (Filipi 2:12-18)
P2: Tindakan apa yang akan anda lakukan berkaitan dengan nasihat Paulus tersebut?