You are currently viewing HIKAYAT PEDAGANG BUAH
  • Post category:Artikel

“Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.””  (Lukas 9:60)

Sebuah gereja mengutus seorang misionaris untuk memberitakan kabar sukacita di sebuah kota yang sulit dijangkau Injil. Setelah dibekali dengan berbagai macam hal pelatihan dan keterampilan, tenaga misi itupun siap berangkat. Dia hadir di kota itu sebagai pedagang buah karena tidak mungkin secara terang-terangan memproklamirkan diri sebagai Penginjil.

Waktu berjalan dan usaha berjualan buahnya terbilang maju. Dari satu gerai tempat menjual buah-buahan, kini ia sudah memiliki 4 cabang lain di kota itu. Pedagang-pedagang kecil juga menambatkan harapan untuk membeli buah di gerainya. Singkat kata, dia sukses menjadi seorang pedagang buah.

Suatu kali, dia dipanggil oleh gereja pengutus untuk memberikan laporan dalam sebuah forum. Pedagang buah itu mulai bercerita tentang bagaimana pada awalnya ia mengalami berbagai kendala untuk berdagang buah. Beberapa kali dagangan tak laku dan hampir bangkrut, tetapi ia mampu bertahan. Ia mengisahkan kisah suksesnya mengembangkan sebuah gerai hingga bercabang 4.

Di tengah-tengah penjelasannya, gembala gereja itu menyela, “Maaf, kami tidak mengutus Anda ke kota itu pertama-tama untuk berdagang buah. Kami mengutus dan membiayai Anda di sana untuk memberitakan Kerajaan Allah. Laporan tentang itu yang ingin kami dengar, bukan soal berdagang buah. Anda bisa jelaskan?” Pedagang buah itu terdiam. Selama ini rupanya dia kehilangan fokus dan prioritas utamanya.

Panggilan Kristus bagi kita, murid-murid-Nya, adalah untuk memberitakan Kerajaan Allah di mana-mana. Artinya, profesi apapun yang kita sandang, latar belakang pekerjaan apapun yang kita miliki, di manapun kita berada; panggilan itu tetap melekat di dalam diri kita. Kita tidak perlu menyandang gelar evangelist atau Penginjil terlebih dahulu untuk memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah dengan Yesus sebagai Rajanya. Tidak semua kita dipanggil menjadi Pendeta, tetapi ingatlah bahwa setiap kita dipanggil menjadi pelita. Biarlah terang kita memancar dalam pelayanan pemberitaan Injil yang kita lakukan. [RA]

P1: Apakah panggilan Tuhan dalam kehidupan kita?

P2: Apa tindakan yang akan Anda ambil untuk memancarkan terang dalam kehidupan?