“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan… Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya.. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan.. bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu..” (Efesus 5 : 22, 25 ; 6 : 1, 4)
Sebuah pepatah berkata “Marriages are made in Heaven, but they sure take a lot of maintenance on earth”- perkawinan ditentukan oleh Surga, tapi kehidupan perkawinan itu harus diusahakan dan dipelihara di bumi. Banyak orang yang membangun hubungan, memutuskan, membangun hubungan kembali dengan orang yang baru, dengan harapan untuk bisa menemukan hubungan dan orang yang sempurna. Dalam kenyataannya, tidak ada perkawinan yang sempurna, tidak ada keluarga yang sempurna. Perlu banyak usaha dan kemauan untuk bisa menciptakan kebahagiaan dalam keluarga serta untuk mampu melewati berbagai tantangan dan masalah dalam keluarga.
Firman Tuhan telah memberikan kunci utama dalam membangun hubungan antar anggota keluarga yang sehat (ayat mas). Seorang istri harus tunduk kepada suaminya, menghormati suaminya, dan seorang suami harus mengasihi istrinya. Tuhan memberikan perintah tersebut karena Tuhan sangat mengerti bahwa natur seorang pria adalah kebutuhan untuk dihormati, sedangkan seorang wanita cenderung memiliki kebutuhan yang lebih besar untuk dikasihi dan disayangi daripada dihormati. Hal ini bukan berarti bahwa wanita tidak perlu dihargai dan seorang pria tidak perlu dikasihi, namun apabila seorang pria merasa dihormati oleh istrinya, maka ia akan mampu mengasihi istrinya. Demikian pula sebaliknya, apabila istri merasa dikasihi dan dicintai oleh suaminya, ia akan lebih mampu untuk menghormati suaminya.
Kemudian dalam Efesus 6 : 2, Tuhan memerintahkan supaya anak-anak menghormati orangtua mereka. Sebagai anak-anak yang sudah mengenal Tuhan, perintah ini mengandung arti bahwa apabila kita “kebetulan” memiliki orangtua yang rasanya sukar untuk kita cintai, mungkin karena perbuatan dan perlakuan mereka, kita tetap harus menghormati mereka sebagai orangtua kita. Sebaliknya, apabila kita sebagai orangtua mulai frustasi dan putus asa karena memiliki anak yang membangkang dan “bermasalah”, kita perlu menyadari mungkin karena anak kita merasa kurang dicintai dan kurang perhatian. Memang tidak mudah menjalaninya sehari demi sehari. Tetapi kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan [RH]
P1 : Menurut Anda, apakah sikap hormat dan kasih sudah ada di tengah keluarga Anda ?
P2 : Apa yang Anda akan usahakan bagi keluarga Anda di waktu yang akan datang ?