You are currently viewing JAUHILAH
  • Post category:Artikel

“Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.”(1 Petrus 2:11)

Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego sedang ada dihadapan pemimpin istana. Mereka termasuk golongan yang beruntung. Bangsa Israel sedang ditawan oleh bangsa Babel. Namun mereka termasuk golongan pemuda yang berpengertian, cakap dan berperawakan baik. Mereka yang terpilih ada di istana sekarang.

Berkatalah pemimpin istana kepada mereka “Kalian semua adalah orang- orang pilihan dari bangsamu. Kalian adalah orang yang akan kami didik selama 3 tahun, agar kalian mempunyai pengetahuan yang baik. Dan bisa bekerja untuk kejayaan Babel.” Demikianlah disampaikan sang pemimpin. “Untuk itu kalian semua akan mendapat fasilitas yang ada di istana ini. Makanan yang disiapkan untuk raja, akan menjadi makanan kalian juga, sehingga kalian bisa sehat dan kuat.” Itulah yang disampaikan sang pemimpin.

Daniel tahu bahwa makanan yang dihidangkan raja tidak sesuai dengan hukum taurat bangsa Israel. Ada anggur dan jenis yang lain yang diharamkan oleh hukum Israel. Namun semua itu adalah makanan yang lezat. Daniel berjuang di dalam dirinya. Ia harus mengalahkan keinginannya untuk makan makanan yang lezat dan enak itu. Ia akhirnya mengambil sikap untuk mentaati hukum Allah.

Berkatalah Daniel kepada sang pemimpin “Tuan ijinkanlah kami untuk tidak makan makanan raja itu. Biarkanlah kami makan sayur dan air saja. Karena kami hendak mentaati hukum Allah kami.” Sang pemimpin menjawab “Aku kuatir kalian menjadi sakit dan lemah di hadapan raja”. Maka jawab Daniel “Janganlah tuanku kuatir. Adakanlah percobaan selama sepuluh hari, maka tuanku akan bisa melihat bahwa kami akan baik-baik saja.” Dan demikianlah yang terjadi. Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego tetap sehat dan bugar dengan makanan pilihan mereka.

Di dalam diri kita selalu akan ada pertentangan antara keinginan daging dan roh. Dan seringkali keinginan daging nampak lebih menarik. Untuk itulah rasul Paulus menasehatkan dalam nats di atas untuk setiap kita mendisiplin diri menjauhkan dari keinginan daging. Agar kita menang, memang harus bisa secara kontinyu dan konsisten menjauh dari keinginan daging. Tundukkanlah diri kita kepada keinginan roh. [CG]

Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)

P1: Masihkah ada keinginan daging yang menguasai kita ?

P2: Terus berusaha untuk konsisten menjauhkan diri dari keinginan itu

Bacaan : 2 Raja-Raja 15-17