You are currently viewing JI, DOKTER SATU KAKI
  • Post category:Artikel

“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman” (Galatia 6:9-10)

Ji Zhengyong, seorang pria yang sejak kecil bercita-cita menjadi seorang dokter. Pada usianya yang ke-14, dia harus merelakan satu kakinya diamputasi akibat kecelakaan mobil yang hampir merenggut nyawanya. Satu tahun pertama dia merasa sangat tertekan, sedih, tanpa harapan. Namun tahun-tahun berikutnya dia mulai pulih karena dukungan keluarga. Ji kembali belajar dan melanjutkan cita-citanya hingga lulus dari fakultas kedokteran di Chongqing, Tiongkok pada tahun 2003. Sejak lulus dia mengabdikan kemampuannya menolong orang sakit, terutama yang kurang mampu. Keluar masuk perkampungan, melewati jalan licin dan terjal berjalan kaki dengan topangan sebuah tongkat. Awalnya Ji sering terjatuh karena belum terbiasa berjalan cepat menuju rumah orang yang membutuhkan pengobatannya. Prinsip Ji adalah menjadi berkat selagi masih ada waktu.

Mengabdikan diri sepenuhnya bagi masyarakat luas adalah pilihan, namun untuk berguna bagi orang lain, menjadi berkat bagi sesama adalah ciri orang percaya kepada Kristus. Perbuatan baik tidak menyelamatkan seseorang, namun buktinya seseorang beriman adalah melakukan perbuatan baik. Karena Firman Tuhan memerintahkan demikian. Tidak harus menjadi seorang dokter, Anda bisa menjadi berkat di lingkungan sebagai bagian dari lingkungan, yang rela mengurusi hal-hal kecil agar lingkungan lebih tertib dan nyaman atau penggerak lingkungan sehat dan bersih, motivator untuk bayi sehat, grup anak rajin membaca buku, dan sebagainya. Menyediakan waktu mendengar curhatan teman kerja, memberi dorongan agar lebih semangat, lebih disiplin, mendoakan banyak orang secara rutin bahkan mengajak berdoa bersama-sama di sekitar kita.

Bisa menjadi berkat bagi orang lain adalah anugerah dan kehormatan yang diberikan Tuhan. Mari lakukan semampu kita tanpa mengharap upah dari manusia dalam bentuk apapun. Menjadi berkat bagi masyarakat juga bisa kita lakukan dengan memberi sebagian materi yang Tuhan titipkan pada kita. Kita dapat meyalurkannya kepada hamba-hamba Tuhan, gereja-gereja kecil di pelosok, panti asuhan, dsb yang saat ini sangat mudah kita jangkau melalui informasi di media sosial, seperti yayasan kitabisadotcom, dan lain-lain. Hal termudah, mulailah dengan mendoakan. [MM]

P1: Benarkah yang kita tabur akan selalu kita tuai? Bagaimana pengalaman Anda selama ini?

P2: Kemampuan apa yang Anda miliki saat ini yang dapat bermanfaat bagi orang lain?