You are currently viewing JUST OVER TIME
  • Post category:Artikel

JUST OVER TIME

“Kemudian aku menyadari bahwa setidak-tidaknya ada satu hal yang baik, yaitu sudah sepatutnyalah orang makan dan minum, merasa puas dengan kedudukannya, dan menikmati pekerjaannya selama Allah memperkenankan dia hidup.” (Pengkhotbah 5:17 FAYH)

Sebuah artikel New York Times 2004 mengisahkan tentang orang-orang yang mengalami kejenuhan dengan kejenuhan pada jam kerja. Salah satunya adalah apa yang dikisahkan Diane Knorr, seorang mantan eksekutif bisnis internet. Ia mengatakan: “Pertama kali saya mendapat telepon setelah jam kerja dari seorang manajer senior, saya ingat waktu itu saya benar-benar tersanjung dan berpikir, wow! Saya benar-benar sedang naik ke puncak sekarang.” Namun lambat laun, pekerjaan dan kehidupan keluarganya menjadi kabur dengan jam-jam ketat yang sulit untuk dikurangi. “Jika saya pulang jam 5:00 sore sedangkan yang lain pulang jam 6:30, saya mungkin terlihat seperti orang yang tidak bertanggungjawab,” katanya.

Pada waktu menempuh pendidikan di perguruan tinggi, Diane Knorr menetapkan tekad untuk mendapatkan gaji 6 digit dollar pada saat dia berusia 49 tahun dan dia telah mencapainya pada usia 35 tahun. Namun semuanya itu tidaklah benar-benar memuaskan hidupnya, hanya perasaan kosong belaka. “Tidak ada sesuatu apapun yang terjadi; tidak ada kemeriahan dan sanjungan,” katanya. “Saat itulah saya benar-benar menyadari perasaan hampa itu.” Knorr akhirnya berhenti dari pekerjaannya dan memulai organisasi nirlaba. Alkitab mengajar apa yang manusia lakukan dengan berjerih-payah di bumi untuk kepentingan dirinya adalah sia-sia (Pkh. 1:3, 2:11, 19). Kesuksesan, kekayaan dan kejayaan yang diraih dengan bersusah payah hingga mengorbankan kualitas hidupnya tidak jarang malah hanya membawa kepada kehampaan ataupun kerugian. Reb Materi mengatakan “Banyak orang mengorbankan kesehatannya untuk mendapatkan kekayaan, dan kemudian harus menghabiskan kekayaannya itu untuk mendapatkan kembali kesehatannya.” Ini menunjukkan betapa absurdnya pengorbanan yang berlebihan dalam mengejar kejayaan duniawi. Bahkan Yesus sendiri menyatakan betapa bodohnya orang-orang yang dikuasai ketamakan dan hanya mengejar kekayaan duniawi dengan mengabaikan perkara-perkara rohani (Luk. 12:15-21).[SM]

Perenungan (P1) dan Penerapan (P2)

P1: Menurut anda, dengan membandingkan kisah dalam Lukas 12:15-21 hal-hal “bodoh” seperti apa yang dilakukan oleh orang zaman modern sekarang ini ?

P2: Apa yang perlu kita lakukan agar kita terhindar dari perilaku “bodoh” tersebut ?

Bacaan : 1 Samuel 25-28