You are currently viewing KEBANGUNAN ROHANI DI SOE
  • Post category:Artikel

“Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.”  (Yunus 3:5)

Seorang pemuda di Soe NTT mendapat penglihatan dari Tuhan yang memerintahkannya untuk bertobat, membakar jimat-jimatnya dan mengakui dosa-dosanya di sebuah gereja. Pemuda itu melakukannya pada suatu Minggu di tahun 1965, dan ia menantang orang-orang lain untuk melakukan hal yang sama. Ratusan orang pun ikut bertobat.

Malam itu, seperti pada hari Pentakosta, orang-orang mendengar suara seperti angin ribut dan api muncul pada gedung gereja, yang kemudian mengakibatkan polisi segera menyalakan alarm kebakaran agar petugas kebakaran datang. Kerumunan orang datang untuk mematikan api itu, tapi ternyata gedung gereja tidak terbakar. Banyak orang yang bertobat, dipenuhi Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru pada malam itu. Beberapa orang yang tidak pernah mendengar bahasa Inggris, mulai berbicara dalam bahasa Inggris.

Seorang pemuda bernama Mel Tari bertobat setelah mengalami kelahiran baru dan disembuhkan Tuhan dari Malaria. Ia bergabung dengan tim penginjilan untuk menjangkau jiwa-jiwa ke desa-desa. Mujizat dinyatakan secara luar biasa orang mati dibangkitkan, sakit penyakit disembuhkan, air berubah menjadi air anggur. Bahkan tim yang dipimpin Mel Tari dengan perintah Tuhan berjalan di atas air sungai yang deras dan dalam untuk memberitakan injil ke sebuah desa. Tokoh-tokoh seperti T.L. Osborn dan Oral Roberts mengkhususkan diri datang ke Soe untuk melihat fenomena luar biasa ini.

Sayangnya, karena berbagai faktor, kebangunan rohani itu meredup sejak tahun 1972. Yang patut kita pelajari adalah bahwa Tuhan melawat umat-Nya dari zaman ke zaman dengan momentum kebangunan rohani. Momentum itu harus dilanjutkan dengan movement, gerakan untuk bertumbuh secara rohani menjadi dewasa di dalam Kristus. Jika kedewasaan rohani tidak menjadi kelanjutan dari kebangunan rohani, maka peristiwa revival hanya akan berhenti menjadi kenangan… [JP]

P1: Mengapakah banyak kebangunan rohani yang berhenti bahkan kehilangan gaungnya dalam kehidupan seseorang atau sekelompok masyarakat?

P2: Apa komitment Anda untuk mengejar pertumbuhan rohani dan menjaganya terus maju?