Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (Filipi 4:11).
Ada seorang Raja memiliki banyak harta, tetapi tidak pernah merasa puas, selalu merasa ada yang kurang. Suatu pagi Raja berjalan-jalan di taman. Langkahnya terhenti ketika melihat hambanya bersenandung riang dengan wajah sukacita. Raja bertanya mengapa ia begitu gembira. Hamba itu menjawab, “Yang Mulia, saya hanyalah seorang hamba. Namun, apa yang saya peroleh cukup untuk menyenangkan istri dan anak-anak saya. Ada atap di atas kepala kami, dan makanan hangat untuk mengisi perut.”
Kemudian Raja memanggil asisten pribadinya. Raja merenung, seharusnya ia merasa puas dengan semua miliknya. Hambanya saja dengan sedikit harta, bisa memiliki kepuasan. Sang asisten berkata, “Yang Mulia, hamba itu belum menjadi bagian Kelompok 99. Untuk mengetahui Kelompok 99, Yang Mulia harus meletakkan 99 koin emas dalam sebuah kantung dan taruh di depan rumah si hamba.” Raja mengikuti saran tersebut.
Keesokan hari, ketika si hamba hendak ke luar rumah, ia melihat sebuah kantung, dibawanya masuk dan dibukanya. Ia sangat girang melihat banyak koin emas. Dikeluarkannya semua dan mulai menghitung, ada 99 koin emas. Ia hitung kembali, jumlahnya tetap 99. Ke mana koin emas satu lagi? Setelah berpikir, ia memutuskan untuk bekerja keras agar mendapat 1 koin emas, supaya jumlahnya 100. Esoknya, ia bangun dengan suasana hati kurang enak. Si hamba tidak menyadari bahwa Raja memperhatikan saat ia melakukan pekerjaan hariannya dengan bersungut-sungut.
Raja memanggil asisten pribadinya untuk menjelaskan. Jawab asisten, “Yang Mulia, sekarang hamba itu telah masuk dalam Kelompok 99. Kelompok ini diberikan kepada orang-orang yang sudah memiliki semuanya, tetapi tidak pernah merasa puas, terus berusaha mencari 1 koin emas terakhir! Seharusnya kita bersyukur dengan apa yang dimiliki. Tetapi ketika kita diberi lebih, kita menghendaki lebih lagi. Kita kehilangan waktu tidur, kebahagiaan, menyakiti orang-orang di sekitar kita hanya untuk memenuhi keinginan kita.” Sang raja akhirnya sadar bahwa ia harus mulai menghargai hal-hal kecil dalam hidup.
Saat berada di bawah, kita ingin terus naik, Namun saat berada di atas, kita terpacu terus mencari yang lebih. Belajarlah mencukupkan diri dalam segala keadaan. Bersyukurlah, nikmati hidup dan berbahagialah [DP].
P1: Apa Anda memiliki kesulitan untuk merasakan kepuasan dalam hidup?
P2: Bagaimana cara Anda dapat mencukupkan diri dalam segala keadaan?