You are currently viewing KETULUSAN VAMPIR PENGHISAP DARAH
  • Post category:Artikel

“Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.” (Kisah Para Rasul 20:35)

Para ilmuwan telah menemukan alasan yang membuat kelelawar vampir satu-satunya mamalia yang dapat bertahan hidup hanya dengan mengonsumsi darah. Sebagian besar mamalia tidak dapat bertahan hidup hanya dengan mengonsumsi cairan rendah kalori tersebut.

Hasil penelitian yang terbit di jurnal Science Advances menunjukan, perubahan gen membantu kelelawar vampir beradaptasi dengan diet darah yang kaya zat besi dan protein tetapi sedikit lemak atau karbohidrat. Hanya tiga spesies vampir dari 1.400 jenis kelelawar yang dapat melakukan gaya hidup tersebut. Dengan hanya mengkonsumsi darah yang rendah lemat atau karbohidrat akan membuat kelelawar sering merasa lapar dan membutuhkan asupan makanan berupa darah hewan yang juga tidak mudah untuk mereka dapatkan.

Menurut peneliti dengan berburu bersama kawanannya, kelelawar vampir dapat bertukar informasi untuk meningkatkan peluang mereka menemukan makanan. Selain itu, temuan ini juga menunjukkan bahwa ikatan sosial pada spesies tersebut merupakan hal yang penting. Kelelawar bahkan bisa berbagi dan menghisap darah dari mangsa yang sama. Lebih lanjut, studi yang dipublikasikan di jurnal PLOS Biology ini juga menemukan bahwa kelelawar dapat berbagi informasi tentang lokasi bekas gigitan mangsa. Hal tersebut dipercaya akan mempermudah kelelawar lain, seperti menghemat waktu dan energi yang dihabiskan untuk mencari makan daripada harus mencari yang baru. Peneliti menemukan fakta unik dari perilaku kelelawar vampir betina dalam kelompoknya. Spesies ini suka berbagi makanan, bahkan saling merawat tanpa memandang status sosial. Ini akibat dari sifat mereka yang rentan lapar.

Sobat NK, fakta ilmiah dari mahluk penghisap darah diatas telah mengusik hakikat kita sebagai manusia. Ketika mahluk yang “mengerikan” bisa saling merawat, saling membantu sesamanya dan komunitasnya tanpa kepentingan terselubung. Apakah sebagai manusia atau orang percaya kita telah berperilaku lebih baik dari para “vampir penghisap darah” ini dalam hal saling membantu disertai ketulusan tanpa memandang status sosial? Bercerminlah melalui Firman Tuhan dan temukan bayanganmu yang sesungguhnya. [RT]

P1: Melalui renungan diatas, sikap seperti apakah yang Paulus teladankan untuk dilakukan oleh orang-orang percaya?

P2: Ujilah hati kita saat melakukan “kebaikan” kepada sesama dan orang-orang yang memerlukan! Apakah motivasi kita sudah benar dihadapan Tuhan?