“Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya” (Amsal 21;20)
Lilik dan Atikah, tertarik dengan ajakan seorang guru spiritual untuk berinvestasi di hotel dan apartemen Siti, sebuah tempat transit haji dan umrah di kota Tangerang, dengan keuntungan 8 persen setahun dari total nilai yang diinvestasikan. Ternyata keuntungan itu tidak pernah mereka terima bahkan setelah 8 tahun berinvestasi. Lalu mereka menggugat sang guru ke pengadilan bersama dengan beberapa investor lain. Total kerugian mencapai miliaran rupiah. Ini salah satu contoh dari sekian kisah kerugian dalam berinvestasi. Kisah yang ramai di media ini membuktikan bahwa kesadaran pentingnya investasi sebagai salah satu cara mengelola uang dalam masyarakat kita sudah tinggi, namun belum memahami kemana dan bagaimana yang terbaik.
Alkitab menulis 2500 ayat menyangkut uang, harta dan pengelolaannya. Artinya Tuhan sangat perduli bagaimana seharusnya sikap kita terhadap semua yang kita miliki termasuk uang. Tuhan memandang hal ini sangat penting agar kita tidak mengalami kerugian yang tidak semestinya, atau jatuh dalam jurang dosa karena harta. Setiap hari, sadar atau tidak manusia paling sering memikirkan soal uang, cara mendapat keuntungan, cara memenuhi kebutuhan, cara melunasi cicilan dan tagihan, hingga berapa dan kemana harus memberi. Bahkan hampir seluruh aktifitas kita bermuara kepada satu yaitu uang.
Lalu bagaimana agar kita bisa memiliki keuangan yang sehat? Penting sekali mengingat bahwa sumber berkat adalah Tuhan, Dialah pemilik segala yang ada di bumi, termasuk uang kita. Kita hanya dipercaya mengelola sehingga kita perlu berhati-hati. Tentunya kita harus memiliki pendapatan tetap yang jumlahnya mampu menutupi kebutuhan pokok seperti sandang pangan, biaya transportasi dan tagihan bulanan. Berusaha hidup hemat. Tidak mengikuti trend nongkrong atau wisata kuliner seperti yang banyak dilakukan milenial muda dan dipromosikan media mainstream atau media sosial. Pengeluaran tidak lebih besar dari pendapatan. Usahakan tidak mengutang. Kartu kredit boleh, tapi bukan untuk memudahkan kita berhutang, tapi semata-mata untuk kemudahan bertransaksi. Sebelum menggunakannya, perhitungkan apakah bulan depan Anda mampu membayar tagihannya secara full payment. Jangan sampai membayar minimal atau mencicil, karena bunga cicilan kartu kredit cukup tinggi. Tidak kalah penting untuk merancang budget pengeluaran setiap bulan termasuk untuk tabungan atau investasi. [MM]
P1: Mengapa kita diharuskan mengelola uang secara baik dan benar?
P2: Apakah Anda sudah cukup bijak dalam menghitung pengeluaran Anda selama ini? Mengapa?