Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33).
Suatu kali kakek Fred mengajak cucunya berjalan-jalan ke sebuah pekuburan tidak jauh dari kediaman mereka. Ketika berhenti di sebuah batu nisan, kakek berkata, “David cucuku, di sini dikuburkan seorang teman kakek yang sangat jujur. Ketika dia meninggal, dia masih berhutang kepadaku 100 dolar. Ketika masih hidup, dia berusaha keras untuk membayar hutangnya. Kakek yakin dia masuk Sorga walaupun masih berhutang padaku”; Kemudian mereka berjalan sedikit jauh dan berhenti di sebuah batu nisan lain. Kakek Fred menunjuk nisan itu dan berkata, “David cucuku, yang ini juga temanku tetapi jenisnya berbeda. Dia meninggal dengan berhutang kepadaku 150 dolar. Tapi ketika dia masih hidup, dia tidak berusaha membayar hutangnya. Kakek yakin dia akan masuk neraka.”; David menganggukkan kepalanya. Sejenak kemudian dengan senyum meyakinkan berkata, “Saya kira kakek adalah orang yang paling berbahagia dan beruntung.” “Kenapa begitu?” tanya sang kakek penasaran. David melanjutkan, “Iya … saya tidak tahu kalau kakek meninggal akan pergi ke mana. Yang jelas, ke mana pun kakek pergi pasti akan mendapatkan uang. Kalau ke sorga dapat 100 dolar, kalau ke neraka dapat 150 dolar.”; Saudara, sepenggal humor ini mengisyaratkan pada kita bahwa hidup jangan berpusatkan pada uang atau materi. Kebahagiaan dan keberuntungan sejati sesungguhnya tidak diberikan oleh dunia ini. Karenanya, jangan sampai harta dunia menjadi sumber perselisihan, permusuhan, bencana, atau penderitaan lainnya. Alkitab mengingatkan bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta uang. Karena cinta uang inilah banyak manusia menyimpang dari iman, hidup dalam moral yang rusak; jatuh dalam berbagai macam duka, derita, keruntuhan dan kebinasaan. Sebagai orang percaya kita harus menjauhkan diri dari melayani uang atau menjadi budak dari uang dan harta dunia.; Tuhan Yesus berkata, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Dengan kata lain, pentingkan hal yang bernilai kekal dahulu. Jiwa manusia jauh lebih berharga daripada harta dunia. Dengan hidup benar di hadapan Tuhan, maka segala kebutuhan lainnya akan diberikan oleh Tuhan secara berlimpah. Itulah kebahagiaan dan keuntungan sejati [DP].
P1: Apa yang dimaksud dengan keuntungan sejati?
P2: Hal-hal apa saja yang akan Saudara lakukan agar memiliki keuntungan sejati?