You are currently viewing LELUCON YANG TIDAK LUCU LAGI
  • Post category:Artikel

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”(Filipi 4:8)

Di suatu pedesaan hidup seorang bijaksana yang biasa dipanggil pak Ketua. Hampir setiap hari dia kedatangan tamu yang tak diundang, yaitu warga desa yang menceritakan tentang keluhan, kesusahan dan ketidaknyamanan kehidupan yang mereka alami.

Pada suatu hari pak Ketua mengambil satu tindakan dengan mengumpulkan orang desa dan menceritakan sebuah lelucon. Semua orang ketika tertawa dengan lelucon yang dibawakan pak Ketua tersebut. Hari kedua pak Ketua kembali mengumpulkan orang-orang desa kembali dan menceritakan lelucon yang sama dan reaksi penduduk desa tetap tertawa mendengar cerita lucu tersebut. Namun respons yang diberikan oleh penduduk desa sedikit berbeda dari hari sebelumnya. Pada hari ketiga pak Ketua kembali menceritakan lelucon yang sama. Respon warga desa sangat jauh berbeda dengan hari pertama ketika mereka mendengar lelucon itu. Mereka hanya menyeringai dan menunjukkan muka penuh tanda tanya. Salah satu warga desa mulai bertanya kenapa pak Ketua menceritakan lelucon yang sama. Mereka merasa bosan dengan lelucon yang sama.

Pak Ketua menjawab dengan bijaksana “Jika pada lelucon yang sama kalian bisa bosan dan tak bisa tertawa kembali, namun kenapa dengan masalah yang sama tetap saja bisa buat kalian menangis?”

Sahabat NK, terkadang tanpa sadar kita juga seperti warga desa tersebut yang hobinya mengeluh terhadap masalah yang sedang dihadapi. Terlebih jika kita berkonsentrasi terhadap masalah dan bukan pada solusi. Berserah kepada Tuhan yang maha kuasa, agar kita kuat menghadapinya dan beserta Tuhan keluar dari masalah.

Seperti tertulis di Filipi 4:8 bahwa pikiran kita ini harus memikirkan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji. Jika pikiran kita diisi dengan pikiran-pikiran tersebut maka niscaya ti8ndakan kita juga akan berbeda dan keputusan yang kita ambil juga akan berbeda dan perkataan yang keluar dari mulut kita juga akan berbeda, yaitu sesuai dengan Firman Tuhan. [SE]

P1 : Apakah yang dikatakan di Filipi agar kita mendapatkan damai sejahtera?

P2 : Hal apakah yang akan Anda lakukan agar pikiran, perkataan dan keputusan kita ambil sesuai denagn Firman Tuhan dan bahkan penuh damai sejahtera?